Blog Archive

Biodata Djohar Arifin Husin

Written By admin on Tuesday, December 27, 2011 | 1:18 AM

Biodata Djohar Arifin Husin - Profil singkat Djohar Arifin Husin yang terpilih menjadi Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 dalam Kongres Luar Biasa di Solo, Sabtu.

Berikut Biodata Djohar Arifin Husin

Nama Lengkap : Prof Dr Ir Djohar Arifin Husin.

Tempat, Tanggal Lahir : Tanjung Pura, 13 September 1950

Agama : Islam

Pekerjaan : Staf Pengajar Kopertis Wilayah I DPK UISU

Jabatan Terakhir : Staf Ahli Menteri Negara Pemuda dan Olahraga

Nama Isteri : Marina Hutabarat

Nama Anak/Menantu :

-Siti Faty Rahmarisa SE MEc/ T Syukrimuddin SE

-Siti Fina Rahmarika SIp/ Kurniawan Indrayanto SE

-Muhammad Ari Taufiqurrahman SE

-Siti Fani Rahmarini Sip

Nama Cucu :

-T. Ariq Muhammad Pasha

-T. Siti Shayla Rafaeyfa

-Muhammad Rofi Rely Kurniawan

Hobi : Olahraga sepak bola, tenis, renang, membaca

Keahlian Khusus : Pertanian Perkebunan, Perencanaan Kota dan Wilayah

Kunjungan Luar Negeri : Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei, Vietnam, Yunani. Myanmar, Filipina, Timor Leste, Srilanka, India, Jepang, Saudi Arabia, Taiwan, China, Yordania, Palestina, Mesir, Uni Emirat Arab, Iran , Turki, Nepal, Qatar, AS, Kanada, Belanda, Australia, Jerman, Spanyol. Uzbekistan. Austria, Cekoslavakia, Hongaria, Tunisia, Kamboja.

PENDIDIKAN

-Doktor (Ph.D) Bidang Perencanaan Kota & Wilayah, Universiti Malaya, Malaysia.

-Akta Mengajar (Akta V) Universitas Terbuka, Indonesia

-Sarjana Pertanian Perkebunan (Ir) Fakultas Pertanian USU, Medan.

-Sarjana Muda (BSc) Bidang Perkebunan, Fakultas Pertanian USU, Medan.

-Madrasah Rendah, Menengah Pertama, Menengah Atas di Tanjung Pura, Langkat.

-SD, SMP, SMA Negeri di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara

PENGALAMAN PEKERJAAN

PENGHARGAAN

-Penghargaan Dosen Teladan Tkt Nasional, (Adihtya Tridharma Nugraha) 1985.

-Penghargaan Pembina Olahraga Sumatera Utara, 2003.

-Satya Lencana Pengabdian 20 tahun PNS.

-Gelar Adat Dari Kesultanan Serdang Sumatera Utara "Datuk Pandita Indra Wangsa" Tahun 2007.


PENGALAMAN OLAHRAGA

-Pemain PSL Langkat 1968-1969

-Pemain PSMS Medan 1973- 1976

-Wasit Nasional dan Internasional 1976- 1987

-Pelatih Sepakbola bersertifikat S3

-Match Inspector PSSI 1987

-International Football Match Inspector 2003

-Manajer Tim Nasional PSSI Yr ke Kejuaraan Asia di Bangkok,1994

-Pelatih Tim Nasional Timnas Mahasiswa ke POM Asean di Singapora,1994

-Manajer Tim Nasional PSSI dalam rangka uji coba ke Myanmar, 2003

-Manajer Tim Nasional PSSI Yr ke Kejuaraan Asean di Vietnam, 2003

-Ketua Komisi wasit PSMS Medan 1977-1980

-Ketua komisi Wasit Komda PSSI Sumut 1981-1984

-Wakil Sekretaris Komda PSSI Sumut 1984-1988

-Sekretaris Komda PSSI Sumut 1988-1996

-Wakil Ketua Komda PSSI Sumut 1996-2000

-Wakil Ketua Umum Pengda Tae Kwon Do Sumatera Utara 1994-1998

-Ketua Komda PSSI Sumut 2000-2004

-Ketua Harian KONI Sumut 2003

-Ketua Bidang Litbang KONI Pusat 2003

-Sekretaris Jenderal KONI Pusat 2003-2005

-Anggota SEA Games Federation 2003-2005

-Vice President The Islamic Solidarity Sports Federation 2005-2009

-Ketua Umum PB Persatuan Olahraga Zulkarnaeh Indonesia

-Ketua Umum PB Persatuan Taugh Seluruh Indonesia

-Vice Presiden Federasi Olahraga Sambo Asia

-Ketua Umum PB Persatuan Sambo Indonesia (T009/I015/K004)
1:18 AM | 0 comments | Read More

Biodata Charlie Chaplin

Chaplin, Sir Charles Spencer (London, 16 Apr 1889—Vevey, Swis, 25 Des 1977).
Lebih terkenal sebagai Charlie Chaplin. Sejak kecil sudah main di panggung bersama orang tuanya, tetapi segera berpisah. Ibunya kena penyakit *laringitis ketika Charlie berumur 5 tahun dan ayahnya pemabuk. Umur 8 tahun harus mencari nafkah menghidupi ibunya. Dengan saudara tirinya, Sydney, masuk rumah piatu Lambeth Workhouse di London.

Quote:
Melawak pada umur belasan tahun pada Fred Karno’s Comedians yang keliling di Amerika Serikat tahun 1913. Bekerja dengan Mack Gennet di Keystone Studios, Hollywood. Filmnya yang pertama Making a living in February (1914). Tetap membisu sekalipun tahun 1927 sudah ada film bicara. Dipandang sebagai pelawak terbesar dan jamannya dan bapak dari film komedi Amerika.

Terkenal sebagai pemain, sutradara, dan produser bangsa Inggeris. Membentuk perusahaan film United Artist tahun 1919 dengan Mery Pickford, Douglas Fairbanks, D.W. Griffith. Filmnya antara lain The gold rush (1925), City lights (1931), Modern times (1936), The great dictator (1940), Monsieur Verdoux (1947), Limelight (1952), A king in New York (1957), My autobiography (1964), A Countess from Hongkong (1967), My lUe in pictures (1974). 1952, dituduh bersimpati pada politik komunis lalu tinggal di Swis. Dipanggil kembali ke Amerika Serikat tahun 1973 untuk menerima Oscar. 1975, mendapat gelar Sir dan Ratu Elizabeth II.
1:15 AM | 0 comments | Read More

Biodata Benito Mussolini

Benito Amilcare Andrea Mussolini (29 Juli 1883 – 28 April 1945) adalah seorang diktator Italia yang menganut Fasis.
biodata
Ia adalah diktator Italia pada periode 1922-1943. Ia dipaksa mundur dari jabatan Perdana Menteri Italia pada 28 Juli 1943 setelah serangkaian kekalahan Italia di Afrika. Setelah ditangkap, ia diisolasi. Dua tahun kemudian, ia dieksekusi di Como, Italia utara. Mussolini mengakhiri sebuah dekade seperti di Jerman yang dilakukan diktator Adolf Hitler dengan Nazi-nya.

Kehidupan Awal
Mussolini lahir di Predappio, Forlì (Emilia-Romagna). Ayahnya Alessandro seorang pandai besi dan ibunya Rosa seorang guru sekolah. Seperti ayahnya, ia menjadi seorang sosialis berat. Tahun 1902 ia beremigrasi ke Swiss. Karena sulit mencari pekerjaan tetap, akhirnya ia pindah ke Italia. Pada 1908 ia bergabung dengan surat kabar Austria di kota Trento.

Keluar dari situ
, ia jadi editor sebuah koran sosialis la Lotta di Class (Pertentangan Kelas). Di sini antusiasmenya pada Karl Heinrich Marx makin besar. Tahun 1910, ia menjabat sekretaris partai sosialis tingkat daerah di Forlì dan kepribadiannya berkembang menjadi antipatriot. Ketika Italia menyatakan perang dengan Kerajaan Ottoman tahun 1911, ia dipenjara karena propaganda perdamaiannya. Ini bertentangan dengan kinerjanya kemudian.

Setelah ditunjuk jadi editor koran sosialis Avanti, ia pindah ke Milan, tempatnya membangun dirinya sebagai kekuatan berpangaruh atas para pemimpin buruh sosialis Italia. Ia percaya, para proletar bisa dibuhul dalam gerakan fascio. Agaknya inilah cikal bakal gerakan fasis, yang lahir di saat perekonomian Italia memburuk akibat perang, dan pengangguran merebak di mana-mana.

Pada Maret 1919, fasisme menjadi suatu gerakan politik ketika ia membentuk Kelompok untuk Bertempur yang dikenal sebagai baju hitam, yakni kumpulan penjahat, kriminal, dan preman yang bertindak sebagai tukang pukul para cukong. Penampilan mereka seram dan tiap hari terlibat perkelahian di jalan-jalan.

Setelah gagal pada Pemilu 1919, ia mengembangkan paham kelompoknya, sehingga mulai mendapat pengaruh. Mereka, kaum fasis, menolak parlemen dan mengedepankan kekerasan fisik. Anarki pecah di mana-mana.

Pemerintah liberal tak berdaya menghadapinya. Ia membawa “geng”nya, sejumlah besar kaum fasis yang bertampang sangar, untuk melakukan Berbaris ke Roma.

Melihat rombongan preman berwajah angker memasuki Roma, Raja Victor Emmanuel III menciut jeri. Mussolini diundang ke istana lalu diberi posisi sang Pemimpin. Pada Oktober 1922, Raja memintanya membentuk pemerintahan baru. Jadilah Italia dikelola pemerintahan fasis.

Gebrakan pertamanya setelah memegang kekuasaan, adalah menyerang Ethiopia dengan merujuk pada pandangan rasis Charles Robert Darwin, “Ethiopia bangsa kelas rendah, karena termasuk kulit hitam. Jika diperintah oleh ras unggul seperti Italia, itu sudah merupakan akibat alamiah dari evolusi.” Bahkan ia bersikeras bahwa bangsa-bangsa berevolusi melalui peperangan. Sehingga jadilah Italia waktu itu bangsa yang ditakuti sepak terjangnya.
biodata

Yang meresahkan, ketika ia menduduki Abbesinia tahun 1937, kontan dunia tersentak. Teman akrabnya di Eropa adalah Adolf Hitler, dan mereka membuat aliansi, yang menyeret Italia ke dalam Perang Dunia II di pihak Jerman pada 1940. Namun, pasukannya kalah di Yunani dan Afrika, dan Italia sendiri diserbu oleh pasukan Britania Raya dan Amerika Serikat pada 1943. Pada saat itu Mussolini telah diturunkan dari takhtanya dan ditahan. Pasukan payung Jerman membebaskan dan mengembalikannya berkuasa di Italia Utara. Akhir riwayatnya tiba tak lama kemudian. Ketika akhirnya Italia dikalahkan, ia ditembak oleh musuh Italianya dan mayatnya digantung terbalik di Piazza Loreto di Milan
1:12 AM | 0 comments | Read More

Biografi Sejarah Hidup Wage Rudolf (WR) Supratman

Info tentang Biografi Sejarah Hidup Wage Rudolf (WR) Supratman



Wage Rudolf Supratman adalah pengarang lagu kebangsaanIndonesia, “Indonesia Raya” dan pahlawan nasional Indonesia. Supratman lahir di Jatinegara, Batavia, 9 Maret 1903 – meninggal di Surabaya, Jawa Timur, 17 Agustus 1938 pada umur 35 tahun. Ayahnya bernama Senen, sersan di Batalyon VIII. Saudara Soepratman berjumlah enam, laki satu, lainnya perempuan. Salah satunya bernama Roekijem. Pada tahun 1914, Soepratman ikut Roekijem ke Makassar. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh suami Roekijem yang bernama Willem van Eldik.

Hari kelahiran Soepratman, 9 Maret, oleh Megawati saat menjadi presiden RI, diresmikan sebagai Hari Musik Nasional. Namun tanggal kelahiran ini sebenarnya masih diperdebatkan, karena ada pendapat yang menyatakan Soepratman dilahirkan pada tanggal 19 Maret 1903 di Dukuh Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pendapat ini – selain didukung keluarga Soepratman – dikuatkan keputusan Pengadilan Negeri Purworejo pada 29 Maret 2007



Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama tiga tahun, kemudian melanjutkannya ke Normaalschool di Makassar sampai selesai. Ketika berumur 20 tahun, lalu dijadikan guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun selanjutnya ia mendapat ijazah Klein Ambtenaar.

Beberapa waktu lamanya ia bekerja pada sebuah perusahaan dagang. Dari Makassar, ia pindah ke Bandung dan bekerja sebagai wartawan di harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita. Pekerjaan itu tetap dilakukannya sewaktu sudah tinggal di Jakarta. Dalam pada itu ia mulai tertarik kepada pergerakan nasional dan banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan. Rasa tidak senang terhadap penjajahan Belanda mulai tumbuh dan akhirnya dituangkan dalam buku Perawan Desa. Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.

Soepratman dipindahkan ke kota Sengkang. Di situ tidak lama lalu minta berhenti dan pulang ke Makassar lagi. Roekijem sendiri sangat gemar akan sandiwara dan musik. Banyak karangannya yang dipertunjukkan di mes militer. Selain itu Roekijem juga senang bermain biola, kegemarannya ini yang membuat Soepratman juga senang main musik dan membaca-baca bukumusik. W.R. Soepratman tidak beristri serta tidak pernah mengangkat anak.

Indonesia Raya

Sewaktu tinggal di Makassar, Soepratman memperoleh pelajaran musik dari kakak iparnya yaitu Willem van Eldik, sehingga pandai bermain biola dan kemudian bisa menggubah lagu. Ketika tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul. Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Soepratman tertantang, lalu mulai menggubah lagu. Pada tahun 1924 lahirlah lagu Indonesia Raya, pada waktu itu ia berada di Bandung dan pada usia 21 tahun.

Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta dilangsungkan Kongres Pemuda II. Kongres itu melahirkan Sumpah Pemuda. Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928, Soepratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan peserta umum (secara intrumental dengan biola atas saran Soegondo berkaitan dengan kondisi dan situasi pada waktu itu, lihat Sugondo Djojopuspito). Pada saat itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum. Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Dengan cepat lagu itu terkenal di kalangan pergerakan nasional. Apabila partai-partai politik mengadakan kongres, maka lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan. Lagu itu merupakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka.

Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya dijadikan lagu kebangsaan, lambang persatuan bangsa. Tetapi, pencipta lagu itu, Wage Roedolf Soepratman, tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan.

Akibat menciptakan lagu Indonesia Raya, ia selalu diburu oleh polisi Hindia Belanda, sampai jatuh sakit di Surabaya. Karena lagu ciptaannya yang terakhir “Matahari Terbit” pada awal Agustus 1938, ia ditangkap ketika menyiarkan lagu tersebut bersama pandu-pandu di NIROM Jalan Embong Malang, Surabaya dan ditahan di penjara Kalisosok, Surabaya. Ia meninggal pada tanggal 17 Agustus1938 karena sakit.
Wage Rudolf (WR) Supratman:




Jiwa kebangsaan Supratman sangat tinggi. Rasa nasionalisme itu membuahkan karya bernilai tinggi yang di kemudian hari telah menjadi pembangkit semangat perjuangan pergerakan nasional. Lagu Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan tanpa kata-kata. Hanya alunan biola Supratman.

Violis juga Penulis

Supratman adalah seorang pemain biola. Tapi ia juga seorang penulis. Ia pernah menulis sebuah buku yang menyatakan betapa ia tidak senang dengan penjajahan Belanda. Nama bukunya, Perawan Desa . Buku itu akhirnya disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda. Suatu hari, Supratman membaca sebuah tulisan di Majalah Timbul. Penulis tulisan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Semangat nasionalisme yang tinggi membuat Supratman merasa tertantang. Tahun 1924, lahirlah lagu Indonesia Raya.

Kongres Pemuda

Pada bulan Oktober 1928, diadakan Kongres Pemuda. Kalian sudah tahu kan dari kongers ini lahir apa? Sumpah Pemuda. Di Kongres Pemuda ini, Supratman memainkan lagu ciptaannya. Tepatnya pada malam penutupan acara tanggal 28 Oktober 1928 tersebut. Lagu yang sangat menggugah jiwa patriotisme itu dengan cepat terkenal di kalangan pergerakan nasional. Sejak itu, kalau partai-partai politik mengadakan kongres, lagu Indonesia Raya, selalu dinyanyikan. Ketika Indonesia sudah mencapai kemerdekannya, para pejuang-pejuang kemerdekaan menjadikan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan. Sayang sekali, Supratman sudah meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938. Ia tidak sempat mendengar lagu gubahannya dikumandangkan pada hari kemerdekaan Indonesia.

Pahlawan Nasional

Jasa-jasa Supratman bukan hanya menggubah lagu kebangsaan kita. Ia adalah tokoh yang bisa membangkitkan semangat perjuangan dan patriotisme. Pahlawan Nasional yang satu ini adalah contoh bagus bagaimana musik pun bisa menyatukan dan membangkitkan semangat orang lain. Supratman meninggal dan dimakamkan di Surabaya tanggal 17 Agustus 1938. Setiap kamu mendengar lagu Indonesia Raya saat upacara, ingat pula lah Wage Rudolf Supratman
1:09 AM | 0 comments | Read More

Biodata Basrief Arief

Biodata Basrief Arief - Basrief Arief lahir di Tanjung Enim, Sumatera Selatan pada tanggal 23 Januari 1947. Ia adalah alumni Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran (Unpad) dan Fakultas Hukum Universitas Andalas.

Biodata Basrief Arief

Setelah menyelesaikan studi pada Sekolah Hakim Dan Jaksa di Palembang tahun 1967 kemudian mengabdikan diri pada jajaran Kejaksaan Agung RI.

Pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Belawan, Sumatera Utara. Kemudian menjabat Kepala Kejaksaan Negeri Cibinong,Jawa Barat, Kepala Kejari Jakarta Pusat.

Kemudian menjadi Asisten Pidum Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Staf Ahli Kejaksaan Agung R.I, Kepala Biro Umum, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta

Nama Basrief tahun 2000 sering muncul karena menjabat sebagai Kepala Bagian Humas Kejaksaan Agung (Kejagung). Karir Basrief makin moncer tatkala dipercaya menjabat Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel).

Ketika menjabat Jamintel, Basrief juga menjabat Ketua Tim Terpadu Pencari Terpidana dan Tersangka Perkara Tindak Pidana Korupsi atau Tim Pemburu Koruptor.

Ketika Jaksa Agung dijabat Abdurahman Saleh, Basrief dipercaya menjadi Wakil Jaksa Agung pada tahun 2005 hingga pensiun Februari 2007.

Saat ini Basrief menjabat sebagai Ketua Presidium Keluarga Besar Purna Adhyaksa (KBPA) dan Senior Managing Partners pada Kantor Konsultan Hukum Dan Investasi SH dan rekan.

Tahun 2007 saat pendaftaran calon pimpinan KPK, Basrief menolak untuk mendaftarkan diri. Sejak saat pensiun itulah Basrief seakan menghilang. tribun-timur.com
1:07 AM | 0 comments | Read More

Iwan Tirta

Nusjirwan Tirtaamidjaja (lahir di Blora, Jawa Tengah, 18 April 1935 – meninggal di Jakarta, 31 Juli 2010 pada umur 75 tahun)adalah seorang perancang busana asal Indonesia yang sangat dikenal melalui rancangan-rancangan busanannya yang menggunakan unsur-unsur batik. Ia adalah lulusan London School of Economics dan Sekolah Hukum Yale. Batik rancangannya digunakan sebagai sebagai pakaian tradisional yang dikenakan para kepala negara pada pertemuan APEC pada tahun 1994.

Sang Maestro
1:06 AM | 0 comments | Read More

Biografi Perjalanan Hidup Ki Hajar Dewantara

Kalau ada pelajar yang gak tahu Ki Hajar Dewantara wah keterlaluan sekali, karena semboyannya "Tutwuri Handayani" terpampang di setiap dinding sekolah kita ketika SD. Entah bagaimana jadinya pendidikan kita sekarang seandainnya tidak ada beliau.
Ki Hajar Dewantara
Biografi Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar diwarnai perjuangan dan pengabdian demi kepentingan bangsanya. Ia menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit.

Kemudian Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.

Ki Hajar Dewantara Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889.Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Beliau berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya.

Ki Hajar Dewantara sebagai Aktivis Boedi Oetomo

Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.

Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka.

Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh status badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda. Tetapi pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg berusaha menghalangi kehadiran partai ini dengan menolak pendaftaran itu pada tanggal 11 Maret 1913.

Alasan penolakannya adalah karena organisasi ini dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.

Kemudian setelah ditolaknya pendaftaran status badan hukum Indische Partij ia pun ikut membentuk Komite Bumipoetra pada November 1913. Komite itu sekaligus sebagai komite tandingan dari Komite Perayaan Seratus Tahun Kemerdekaan Bangsa Belanda.

Kritik terhadap Pemerintah Belanda oleh Komite Boemipoetra

Komite Boemipoetra itu melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut.

Sehubungan dengan rencana perayaan itu, ia pun mengkritik lewat tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga). Tulisan Seandainya Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker itu antara lain berbunyi:

"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu.

Pikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka dan sekarang kita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda. Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingannya sedikitpun".

Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukuman tanpa proses pengadilan, berupa hukuman internering (hukum buang) yaitu sebuah hukuman dengan menunjuk sebuah tempat tinggal yang boleh bagi seseorang untuk bertempat tinggal. Ia pun dihukum buang ke Pulau Bangka.

Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo merasakan rekan seperjuangan diperlakukan tidak adil. Mereka pun menerbitkan tulisan yang bernada membela Soewardi. Tetapi pihak Belanda menganggap tulisan itu menghasut rakyat untuk memusuhi dan memberontak pada pemerinah kolonial.

Akibatnya keduanya juga terkena hukuman internering. Douwes Dekker dibuang di Kupang dan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke pulau Banda.

Namun mereka menghendaki dibuang ke Negeri Belanda karena di sana mereka bisa memperlajari banyak hal dari pada didaerah terpencil. Akhirnya mereka diijinkan ke Negeri Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari pelaksanaan hukuman.

Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran, sehingga Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berhasil memperoleh Europeesche Akte. Kemudian ia kembali ke tanah air di tahun 1918. Di tanah air ia mencurahkan perhatian di bidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan.

Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa

Setelah pulang dari pengasingan, bersama rekan-rekan seperjuangannya, ia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional, Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli 1922.

Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.

Tidak sedikit rintangan yang dihadapi dalam membina Taman Siswa. Pemerintah kolonial Belanda berupaya merintanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932. Tetapi dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian dicabut.

Di tengah keseriusannya mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di Taman Siswa, ia juga tetap rajin menulis. Namun tema tulisannya beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Tulisannya berjumlah ratusan buah. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.

Sementara itu, pada zaman Pendudukan Jepang, kegiatan di bidang politik dan pendidikan tetap dilanjutkan. Waktu Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, Ki Hajar duduk sebagai salah seorang pimpinan di samping Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur.

Ki Hajar Dewantara setelah Kemerdekaan

Setelah zaman kemedekaan, Ki hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (bapak Pendidikan Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Penghargaan lain yang diterimanya adalah gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada pada tahun 1957.

Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, ia meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di sana.

Karya - Karya Ki Hajar Dewantara

Kemudian oleh pihak penerus perguruan Taman Siswa, didirikan Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta, untuk melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara. Dalam museum ini terdapat benda-benda atau karya-karya Ki Hadjar sebagai pendiri Tamansiswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa.

Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional.

Bangsa ini perlu mewarisi buah pemikirannya tentang tujuan pendidikan yaitu memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial, dan sebagainya, serta harus didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi.

Ki Hajar Dewantara dengan Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani, ing madya mangun karsa , dan ing ngarsa sungtulada.

Semoga jasa-jasa beliau dalam dunia Pendidikan akan selalu dikenang sepanjang masa , maka dengan semangat Pendidikan marilah kita bersama-sama memajukan pendidikan di Indonesia.
1:04 AM | 0 comments | Read More

Biodata Marzuki Alie

Biodata Marzuki Alie
H. Marzuki Alie, SE, MM (lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 6 November 1955; umur 54 tahun) adalah Ketua DPR-RI periode 2009-2014 asal Partai Demokrat. Marzuki Alie juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal di Partai Demokrat, partai bentukan Susilo Bambang Yudhoyono.


1:03 AM | 0 comments | Read More

profile Prof. Yohanes Surya, Ph.D


Yohanes Surya lahir di Jakarta pada tanggal 6 November 1963. Ia mulai memperdalam fisika pada jurusan Fisika MIPA Universitas Indonesia hingga tahun 1986, mengajar di SMAK I Penabur Jakarta hingga tahun 1988 dan selanjutnya menempuh program master dan doktornya di College of William and Mary, Virginia, Amerika Serikat. Program masternya diselesaikan pada tahun 1990 dan program doktornya di tahun 1994 dengan predikat cum laude. Setelah mendapatkan gelar Ph.D., Yohanes Surya menjadi Consultant of Theoretical Physics di TJNAF/CEBAF (Continous Electron Beam Accelerator Facility) Virginia – Amerika Serikat (1994). Walaupun sudah punya Greencard(ijin tinggal dan bekerja di Amerika Serikat), Yohanes Surya pulang ke Indonesia dengan tujuan ingin mengharumkan nama Indonesia melalui olimpiade fisika (semboyannya waktu itu adalah “Go Get Gold”) serta mengembangkan fisika di Indonesia.

Pulang dari Amerika, disamping melatih dan memimpin Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI), Yohanes Surya menjadi pengajar dan peneliti pada program pasca sarjana UI untuk bidang fisika nuklir (tahun 1995 –1998). Dari tahun 1993 hingga 2007 siswa-siswa binaannya berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menyabet 54 medali emas, 33 medali perak dan 42 medali perunggu dalam berbagai kompetisi Sains/Fisika Internasional. Pada tahun 2006, seorang siswa binaannya meraih predikat Absolute Winner (Juara Dunia) dalam International Physics Olympiad (IphO) XXXVII di Singapura.

Sejak 2000, Yohanes Surya banyak mengadakan pelatihan untuk guru-guru Fisika dan Matematika di hampir semua kota besar di Indonesia, di ibukota kabupaten/kotamadya, sampai ke desa-desa di seluruh pelosok Nusantara dari Sabang hingga Merauke, termasuk pesantren-pesantren. Untuk mewadahi pelatihan-pelatihan ini Yohanes Surya mendirikan Surya Institute. Surya Institute kini sedang membangun gedung TOFI center yang akan menjadi pusat pelatihan guru maupun siswa yang akan bertanding di berbagai kejuaraan sains/fisika.

Yohanes Surya merupakan penulis produktif untuk bidang Fisika/Matematika. Ada 68 buku sudah ditulis untuk siswa SD sampai SMA. Selain menulis buku, ia juga menulis ratusan artikel Fisika di jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional, harian KOMPAS, TEMPO, Media Indonesia dan lain-lain. Ia juga pencetus istilah MESTAKUNG dan tiga hukum Mestakung, serta pencetus pembelajaran Gasing (Gampang, Asyik, Menyenangkan).

Selain sebagai penulis, Yohanes Surya juga sebagai narasumber berbagai program pengajaran Fisika melalui CD ROM untuk SD, SMP dan SMA. Ia juga ikut memproduksi berbagai program TV pendidikan diantaranya “Petualangan di Dunia Fantasi”, dan “Tralala-trilili” di RCTI.

Di luar aktifitasnya di atas, Yohanes Surya berkiprah dalam berbagai organisasi internasional sebagai Board member of the International Physics Olympiad, Vice President of The First step to Nobel Prize (1997-sekarang); Penggagas dan President Asian Physics Olympiad (2000-sekarang); Chairman of The first Asian Physics Olympiad, di Karawaci, Tangerang (2000); Executive member of the World Physics Federation Competition; Chairman of The International Econophysics Conference 2002; Chairman the World Conggress Physics Federation 2002; Board of Experts di majalah National Geographic Indonesia serta menjadi Chairman of Asian Science Camp 2008 di Denpasar, Bali. Selama berkarir di bidang pengembangan fisika, Yohanes Surya pernah mendapatkan berbagai award/fellowship antara lain CEBAF/SURA award AS ’92-93 (salah satu mahasiswa terbaik dalam bidang fisika nuklir pada wilayah tenggara Amerika), penghargaan kreativitas 2005 dari Yayasan Pengembangan Kreativitas, anugerah Lencana Satya Wira Karya (2006) dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun yang sama, ia terpilih sebagai wakil Indonesia dalam bidang pendidikan untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush. Pada tahun 2007, beliau menulis buku “Mestakung: Rahasia Sukses Juara Dunia” yang mendapatkan penghargaan sebagai penulis Best Seller tercepat di Indonesia. Dan tahun 2008 mendapat award sebagai Pahlawan Masa Kini pilihan Modernisator dan majalah TEMPO

Yohanes Surya adalah guru besar fisika dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Ia pernah menjadi Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Pelita Harapan; Kepala Promosi dan Kerjasama Himpunan Fisika Indonesia (2001-2004), juri berbagai lomba sains/matematika (XL-com, L’oreal, UKI dsb), anggota Dewan Kurator Museum Iptek Taman Mini Indonesia Indah, salah satu founder The Mochtar Riady Institute, anggota Dewan Wali Amanah Sekolah Tinggi Islam Assalamiyah Banten dan kini Prof. Yohanes Surya menjabat sebagai Rektor Universitas Multimedia Nusantara (Kompas Gramedia Group) serta aktif mengkampanyekan Cinta Fisika (Bali Cinta Fisika, Kalbar Cinta Fisika dsb) diseluruh Indonesia.
1:02 AM | 0 comments | Read More

Profile BJ Habibe

Profile BJ Habibe
Profil Ilmuwan: Prof. Dr.-Ing. Dr. Sc. h. c. Bacharuddin Jusuf Habibie

Prof. Dr.-Ing. Dr. Sc. h. c. Bacharuddin Jusuf Habibie di kenal dengan B.J. Habibie, dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie merupakan ilmuwan yang kiprahnya dikenal bukan saja di Indonesia namun juga di manca negara. Dibalik kehandalannya dalam dunia kedirgantaraan beliau pernah menjadi Presiden Republik Indonesia pada periode reformasi 1998 – 1999 setelah menggantikan Presiden RI sebelumnya Soeharto yang mengundurkan diri.

.

AWAL KEHIDUPAN

Pada masa kecil, Habibie telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya Fisika. Selama enam bulan, ia kuliah di Teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan dilanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman pada 1955, dengan dibiayai oleh ibunya, R.A. Tuti Marini Puspowardoyo tanpa bantuan beasiswa seperti sebagian besar mahasiswa Indonesia yang berkuliah di luar negeri. Dalam waktu 10 tahun Habibie telah menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Aachen-Jerman.

Habibie mengeluti bidang Desain dan Konstruksi Pesawat di Fakultas Teknik Mesin. Selama lima tahun studi di Jerman akhirnya Habibie memperoleh gelar Dilpom-Ingenenieur atau diploma teknik (catatan : diploma teknik di Jerman umumnya disetarakan dengan gelar Master/S2 di negara lain) dengan predikat summa cum laude.

B.J. Habibie melanjutkan program doktoral setelah menikahi teman SMA-nya, Hasri Ainun Besari ditahun 1962. Bersama dengan istrinya tinggal di Jerman, Habibie harus bekerja untuk membiayai biaya kuliah sekaligus biaya rumah tangganya, Habibie mendalami bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang. Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3 nya dan mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan indeks prestasi summa cum laude.

.

KARIR DI INDUSTRI

Selama menjadi mahasiswa tingkat doktoral, BJ Habibie sudah mulai bekerja untuk menghidupi keluarganya dan biaya studinya. Setelah lulus, BJ Habibie bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang, dan kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973). Atas kinerja dan kebriliannya, 4 tahun kemudian, ia dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihat Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978). Dialah menjadi satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman ini.

Sebelum memasuki usia 40 tahun, karir Habibie sudah sangat cemerlang, terutama dalam desain dan konstruksi pesawat terbang. Habibie menjadi “permata” di negeri Jerman dan iapun mendapat “kedudukan terhormat”, baik secara materi maupun intelektualitas oleh orang Jerman. Selama bekerja di MBB Jerman, Habibie menyumbang berbagai hasil penelitian dan sejumlah teori untuk ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang Thermodinamika, Konstruksi dan Aerodinamika. Beberapa rumusan teorinya dikenal dalam dunia pesawat terbang seperti “Habibie Factor“, “Habibie Theorem” dan “Habibie Method“.

.

KEMBALI KE INDONESIA

Pada tahun 1968, BJ Habibie telah mengundang sejumlah insinyur untuk bekerja di industri pesawat terbang Jerman. Sekitar 40 insinyur Indonesia akhirnya dapat bekerja di MBB atas rekomendasi B.J. Habibie. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan skill dan pengalaman (SDM) insinyur Indonesia untuk suatu saat bisa kembali ke Indonesia dan membuat produk industri dirgantara (dan kemudian maritim dan darat). Dan ketika Presiden Soeharto mengirim Ibnu Sutowo ke Jerman untuk menemui seraya membujuk Habibie pulang ke Indonesia, BJ Habibie langsung bersedia dan melepaskan jabatan, posisi dan prestise tinggi di Jerman. Hal ini dilakukan BJ Habibie demi memberi sumbangsih ilmu dan teknologi pada bangsa ini. Pada 1974 di usia 38 tahun, BJ Habibie pulang ke tanah air. Iapun diangkat menjadi penasihat pemerintah (langsung dibawah Presiden) di bidang teknologi pesawat terbang dan teknologi tinggi hingga tahun 1978. Meskipun demikian dari tahun 1974-1978, Habibie masih sering pulang pergi ke Jerman karena masih menjabat sebagai Vice President dan Direktur Teknologi di MBB.

Habibie mulai benar-benar fokus setelah ia melepaskan jabatan tingginya di Perusahaan Pesawat Jerman MBB pada 1978. Dan sejak itu, dari tahun 1978 hingga 1997, ia diangkat menjadiMenteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus merangkap sebagai Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Disamping itu Habibie juga diangkat sebagai Ketua Dewan Riset Nasional dan berbagai jabatan lainnya.

Ketika menjadi Menristek, Habibie mengimplementasikan visinya yakni membawa Indonesia menjadi negara industri berteknologi tinggi. Ia mendorong adanya lompatan dalam strategi pembangunan yakni melompat dari agraris langsung menuju negara industri maju. Visinya yang langsung membawa Indonesia menjadi negara Industri mendapat pertentangan dari berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri yang menghendaki pembangunan secara bertahap yang dimulai dari fokus investasi di bidang pertanian. Namun, Habibie memiliki keyakinan kokoh akan visinya, dan ada satu “quote” yang terkenal dari Habibie yakni :

“I have some figures which compare the cost of one kilo of airplane compared to one kilo of rice. One kilo of airplane costs thirty thousand US dollars and one kilo of rice is seven cents. And if you want to pay for your one kilo of high-tech products with a kilo of rice, I don’t think we have enough.” (Sumber : BBC: BJ Habibie Profile -1998.)

Kalimat diatas merupakan senjata Habibie untuk berdebat dengan lawan politiknya. Habibie ingin menjelaskan mengapa industri berteknologi itu sangat penting. Dan ia membandingkan harga produk dari industri high-tech (teknologi tinggi) dengan hasil pertanian. Ia menunjukkan data bahwa harga 1 kg pesawat terbang adalah USD 30.000 dan 1 kg beras adalah 7 sen (USD 0,07). Artinya 1 kg pesawat terbang hampir setara dengan 450 ton beras. Jadi dengan membuat 1 buah pesawat dengan massa 10 ton, maka akan diperoleh beras 4,5 juta ton beras.

Pola pikir Habibie disambut dengan baik oleh Presiden Soeharto dan bersedia menggangarkan dana ekstra dari APBN untuk pengembangan proyek teknologi Habibie. Dan pada tahun 1989, Suharto memberikan “kekuasan” lebih pada Habibie dengan memberikan kepercayaan Habibie untuk memimpin industri-industri strategis seperti Pindad, PAL, dan IPTN.

.

HABIBIE SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Secara materi, Habibie sudah sangat mapan ketika ia bekerja di perusahaan MBB Jerman. Selain mapan, Habibie memiliki jabatan yang sangat strategis yakni Vice President sekaligus Senior Advicer di perusahaan high-tech Jerman. Sehingga Habibie terjun ke pemerintahan bukan karena mencari uang ataupun kekuasaan semata, tapi lebih pada perasaan “terima kasih” kepada negara dan bangsa Indonesia dan juga kepada kedua orang tuanya. Sikap serupa pun ditunjukkan oleh Kwik Kian Gie, yakni setelah menjadi orang kaya dan makmur dahulu, lalu Kwik pensiun dari bisnisnya dan baru terjun ke dunia politik. Bukan sebaliknya, yang banyak dilakukan oleh para politisi saat ini yang menjadi politisi demi mencari kekayaan/popularitas sehingga tidak heran praktik korupsi menjamur.

Tiga tahun setelah kepulangan ke Indonesia, Habibie (usia 41 tahun) mendapat gelar Profesor Teknik dari ITB. Selama 20 tahun menjadi Menristek, akhirnya pada tanggal 11 Maret 1998, Habibie terpilih sebagai Wakil Presiden RI ke-7 melalui Sidang Umum MPR. Di masa itulah krisis ekonomi (krismon) melanda kawasan Asia termasuk Indonesia. Nilai tukar rupiah terjun bebas dari Rp 2.000 per dolar AS menjadi Rp 12.000-an per dolar. Utang luar negeri jatuh tempo sehinga membengkak akibat depresiasi rupiah. Hal ini diperbarah oleh perbankan swasta yang mengalami kesulitan likuiditas. Inflasi meroket diatas 50%, dan pengangguran mulai terjadi dimana-mana.

Pada saat bersamaan, kebencian masyarakat memuncak dengan sistem orde baru yang sarat Korupsi, Kolusi, Nepotisme yang dilakukan oleh kroni-kroni Soeharto (pejabat, politisi, konglomerat). Selain KKN, pemerintahan Soeharto tergolong otoriter, yang menangkap aktivis dan mahasiswa vokal.

Dipicu penembakan 4 orang mahasiswa (Tragedi Trisakti) pada 12 Mei 1998, meletuslah kemarahan masyarakat terutama kalangan aktivis dan mahasiswa pada pemerintah Orba. Pergerakan mahasiswa, aktivis, dan segenap masyarakat pada 12-14 Mei 1998 menjadi momentum pergantian rezim Orde Baru pimpinan Soeharto. Dan pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto terpaksa mundur dari jabatan Presiden yang dipegangnya selama lebih kurang 32 tahun.

Soeharto mundur, maka Wakilnya yakni BJ Habibie pun diangkat menjadi Presiden RI ke-3 berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Namun, masa jabatannya sebagai presiden hanya bertahan selama 512 hari. Meski sangat singkat, kepemimpinan Presiden Habibie mampu membawa bangsa Indonesia dari jurang kehancuran akibat krisis. Presiden Habibie berhasil memimpin negara keluar dari dalam keadaan ultra-krisis, melaksanankan transisi dari negara otorian menjadi demokrasi. Sukses melaksanakan pemilu 1999 dengan multi parti (48 partai), sukses membawa perubahan signifikan pada stabilitas, demokratisasi dan reformasi di Indonesia.

Habibie merupakan presiden RI pertama yang menerima banyak penghargaan terutama di bidang IPTEK baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Jasa-jasanya dalam bidang teknologi pesawat terbang mengantarkan beliau mendapat gelar Doktor Kehormatan (Doctor of Honoris Causa) dari berbagaai Universitas terkemuka dunia, antara lain Cranfield Institute of Technology dan Chungbuk University.

.

CATATAN – CATATAN ISTIMEWA B.J. HABIBIE

Habibie Bertemu Soeharto

“Laksanakan saja tugasmu dengan baik, saya doakan agar Habibie selalu dilindungi Allah SWT dalam melaksanakan tugas. Kita nanti bertemu secara bathin saja”, lanjut Soeharto menolak bertemu dengan Habibie pada pembicaraan via telepon pada 9 Juni 1998.

(Habibie : Detik-Detik yang Menentukan. Halaman 293)

Salah satu pertanyaan umum dan masih banyak orang tidak mengetahui adalah bagaimana Habibie yang tinggal di Pulau Sulawesi bisa bertemu dan akrab dengan Soeharto yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya di Pulau Jawa?

Pertemuan pertama kali Habibie dengan Soeharto terjadi pada tahun 1950 ketika Habibie berumur 14 tahun. Pada saat itu, Soeharto (Letnan Kolonel) datang ke Makasar dalam rangka memerangi pemberontakan/separatis di Indonesia Timur pada masa pemerintah Soekarno. Letkol Soeharto tinggal berseberangan dengan rumah keluarga Alwi Abdul Jalil Habibie. Karena ibunda Habibie merupakan orang Jawa, maka Soeharto pun (orang Jawa) diterima sangat baik oleh keluarga Habibie. Bahkan, Soeharto turut hadir ketika ayahanda Habibie meninggal. Selain itu, Soeharto pun menjadi “mak comblang” pernikahan adik Habibie dengan anak buah (prajurit) Letkol Soeharto. Kedekatan Soeharto-Habibie terus berlanjut meskipun Soeharto telah kembali ke Pulau Jawa setelah berhasil memberantas pemberontakan di Indonesia Timur.

Setelah Habibie menyelesaikan studi (sekitar 10 tahun) dan bekerja selama hampir selama 9 tahun (total 19 tahun di Jerman), akhirnya Habibie dipanggil pulang ke tanah air oleh Soeharto. Meskipun ia tidak mendapat beasiswa studi ke Jerman dari pemerintah, Habibie tetap bersedia pulang untuk mengabdi kepada negara, terlebih permintaan tersebut berasal dari Soeharto yang notabene adalah ’seorang guru’ bagi Habibie. Habibie pun memutuskan kembali ke Indonesia untuk memberi ilmu kepada rakyat Indonesia, kembali untuk membangun industri teknologi tinggi di nusantara.

Bersama Ibnu Sutowo, Habibie kembali ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden Soeharto pada tanggal 28 Januari 1974. Habibie mengusulkan beberapa gagasan pembangunan seperti berikut:

* Gagasan pembangunan industri pesawat terbang nusantara sebagai ujung tombak industri strategis
* Gagasan pembentukan Pusat Penelitan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek)
* Gagasan mengenai Badan Pengkajian dan Penerapan Ilmu Teknologi (BPPT)


Gagasan-gagasan awal Habibie menjadi masukan bagi Soeharto, dan mulai terwujud ketika Habibie menjabat sebagai Menristek periode 1978-1998.

Namun, dimasa tuanya, hubungan Habibie-Soeharto tampaknya retak. Hal ini dikarenakan berbagai kebijakan Habibie yang disinyalir “mempermalukan” Soeharto. Pemecatan Letjen (Purn) Prabowo Subianto dari jabatan Kostrad karena memobilisasi pasukan kostrad menuju Jakarta (Istana dan Kuningan) tanpa koordinasi atasan merupakan salah satu kebijakan yang ‘menyakitkan’ Soeharto. Padahal Prabowo merupakan menantu kesayangan Soeharto yang telah dididik dan dibina menjadi penerus Soeharto. Pemeriksaan Tommy Soeharto sebagai tersangka korupsi turut membuat Soeharto ‘gerah’ dengan kebijakan pemerintahan BJ Habibe, terlebih dalam beberapa kali kesempatan di media massa, BJ Habibie memberi lampu hijau untuk memeriksa Soeharto. Padahal Tommy Soeharto merupakan putra “emas’ Soeharto. Dan sekian banyak kebijakan berlawanan dengan pemerintah Soeharto dibidang pers, politik, hukum hingga pembebasan tanpa syarat tahanan politik Soeharto seperti Sri Bintang Pamungkas dan Mukhtar Pakpahan.



HABIBIE: BAPAK TEKNOLOGI INDONESIA

Pemikiran-pemikiran Habibie yang “high-tech” mendapat “hati” Soeharto. Bisa dikatakan bahwa Soeharto mengagumi pemikiran Habibie, sehingga pemikirannya dengan mudah disetujui Soeharto. Soeharto pun setuju menganggarkan “dana ekstra” untuk mengembangkan ide Habibie. Kemudahan akses serta kedekatan Soeharto-Habibie dianggap oleh berbagai pihak sebagai bentuk kolusi Habibie-Soeharto. Apalagi, beberapa pihak tidak setuju dengan pola pikir Habibie mengingat pemerintah Soeharto mau menghabiskan dana yang besar untuk pengembangan industri-industri teknologi tinggi seperti saran Habibie.

Tanggal 26 April 1976, Habibie mendirikan Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan menjadi industri pesawat terbang pertama di Kawasan Asia Tenggara (catatan : Nurtanio meruapakan Bapak Perintis Industri Pesawat Indonesia). Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985, kemudian direkstrurisasi, menjadi PT. Dirgantara Indonesia (PT DI) pada Agustuts 2000. Perlakuan istimewapun dialami oleh industri strategis lainnya seperti PT PAL dan PT PINDAD.

Sejak pendirian industri-industri statregis negara, tiap tahun pemerintah Soeharto menganggarkan dana APBN yang relatif besar untuk mengembangkan industri teknologi tinggi. Dan anggaran dengan angka yang sangat besar dikeluarkan sejak 1989 dimana Habibie memimpin industri-industri strategis. Namun, Habibie memiliki alasan logis yakni untuk memulai industri berteknologi tinggi, tentu membutuhkan investasi yang besar dengan jangka waktu yang lama. Hasilnya tidak mungkin dirasakan langsung. Tanam pohon durian saja butuh 10 tahun untuk memanen, apalagi industri teknologi tinggi. Oleh karena itu, selama bertahun-tahun industri strategis ala Habibie masih belum menunjukan hasil dan akibatnya negara terus membiayai biaya operasi industri-industri strategis yang cukup besar.

Industri-industri strategis ala Habibie (IPTN, Pindad, PAL) pada akhirnya memberikan hasil seperti pesawat terbang, helikopter, senjata, kemampuan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat, amunisi, kapal, tank, panser, senapan kaliber, water canon, kendaraan RPP-M, kendaraan combat dan masih banyak lagi baik untuk keperluan sipil maupun militer.

Untuk skala internasional, BJ Habibie terlibat dalam berbagai proyek desain dan konstruksi pesawat terbang seperti Fokker F 28, Transall C-130 (militer transport), Hansa Jet 320 (jet eksekutif), Air Bus A-300, pesawat transport DO-31 (pesawat dangn teknologi mendarat dan lepas landas secara vertikal), CN-235, dan CN-250 (pesawat dengan teknologi fly-by-wire). Selain itu, Habibie secara tidak langsung ikut terlibat dalam proyek perhitungan dan desain Helikopter Jenis BO-105, pesawat tempur multi function, beberapa peluru kendali dan satelit.

Karena pola pikirnya tersebut, maka saya menganggap beliau sebagai bapak teknologi Indonesia, terlepaskan seberapa besar kesuksesan industri strategis ala Habibie. Karena kita tahu bahwa pada tahun 1992, IMF menginstruksikan kepada Soeharto agar tidak memberikan dana operasi kepada IPTN, sehingga pada saat itu IPTN mulai memasuki kondisi kritis. Hal ini dikarenakan rencana Habibie membuat satelit sendiri (catatan : tahun 1970-an Indonesia merupakan negara terbesar ke-2 pemakaian satelit), pesawat sendiri, serta peralatan militer sendiri. Hal ini didukung dengan 40 0rang tenaga ahli Indonesia yang memiliki pengalaman kerja di perusahaan pembuat satelit Hughes Amerika akan ditarik pulang ke Indonesia untuk mengembangkan industri teknologi tinggi di Indonesia. Jika hal ini terwujud, maka ini akan mengancam industri teknologi Amerika (mengurangi pangsa pasar) sekaligus kekhawatiran kemampuan teknologi tinggi dan militer Indonesia.
12:59 AM | 0 comments | Read More

Biodata Gustav Mahler

Biodata Gustav Mahler - Gustav Mahler (7 Juli 1860 - 18 Mei 1911) merupakan seorang komposer berkebangsaan Austria. Dia menjadi terkenal saat memimpin sebagai konduktor di tempat gedung opera. Dia berkarir sebagai konduktor sejak tahun 1881. Pada tahun 1901 dia pindah ke villa baru di Danau Majernigg, Carinthia. Dia meninggal dunia pada tahun 1911.

Simfoni

* Symphony No. 1 in D major (?1884–1888; rev. 1893–1896; 2nd rev. 1906).
* Symphony No. 2 in C minor (1888–1894; rev. 1903)
* Symphony No. 3 in D minor (1893–1896; rev. 1906)
* Symphony No. 4 in G major (1892, 1899–1900; rev. 1901–1910)
* Symphony No. 5 in C-sharp minor/D major (1901–1902; scoring repeatedly rev.)
* Symphony No. 6 in A minor (1903–1904; rev. 1906; scoring repeatedly rev.)
* Symphony No. 7 in E minor (1904–1905; scoring repeatedly rev.)
* Symphony No. 8 in E-flat major (1906–1907)
* Das Lied von der Erde (subtitled A Symphony for One Tenor and One Alto (or Baritone) Voice and Orchestra, After Hans Bethge's "The Chinese Flute") (1908–1909)
* Symphony No. 9 in D major (1908–1909)
* Symphony No. 10 (1910–1911) (unfinished; a continuous "beginning-to-end" draft of 1,945 bars exists, but much of it is not fully elaborated and most of it not orchestrated.)
o Various completions by:
+ Adagio (first movement) and "Purgatorio" (third movement) prepared for performance by Ernst Krenek with contributions from Franz Schalk, Alban Berg and Alexander Zemlinsky (1924)
+ Joseph Wheeler (1948–1965)
+ Deryck Cooke, assisted by Berthold Goldschmidt, Colin Matthews and David Matthews (1960, 1964, 1976, 1989)
+ Clinton Carpenter (1966)
+ Remo Mazzetti, Jr. (1989)
+ Rudolf Barshai (2000)
+ The duo of Nicola Samale dan Giuseppe Mazzucca (2002)

Karya vokal


* Das klagende Lied, cantata (1880; rev. 1893, 1898)
* Drei Lieder, three songs for tenor and piano (1880)
* Lieder und Gesänge, fourteen songs with piano accompaniment (1880–1890)
* Lieder eines fahrenden Gesellen, for voice with piano or orchestral accompaniment (1883–1885)

(literally Songs of a Travelling Journeyman, usually translated as Songs of a Wayfarer.)

* Lieder aus "Des Knaben Wunderhorn" (The Youth's Magic Horn), for voice with piano or orchestral accompaniment (1888–1896; two others 1899 and 1901)
* Rückert Lieder, for voice with piano or orchestral accompaniment (1901–1902)
* Kindertotenlieder (Songs on the Death of Children), for voice and orchestra (1901–1904)
* Das Lied von der Erde (The Song of the Earth) for alto (or baritone) and tenor soloists and orchestra (1908–1909)

Karya lain

* Piano Quartet in A minor (1876)
12:57 AM | 0 comments | Read More

Biodata Sjahril Djohan


Biodata Sjahril Djohan


Quote:
Name: Sjahril Djohan
Wife: Nurfina
Child: Daryl Sjahril Johan, Johan Nydia Fara
Address: JL. Rasamala VII No. 10 RT 01 RW 10, Menteng Dalam, Tebet, South Jakarta

Here is the complete list of Sjahril Djohan’s career (source: mediaindonesia):

- 1971-1973: Satgas Suslu Laksus Kopkamtib Bidang Luar Negeri
- 1973-1976: Head of Section II of the Directorate of Special Investigations Directorate General of Foreign Economic Relations, Ministry of Foreign Affairs
- 1976-1980: Secretary III, Head of Economic Affairs Embassy of the Republic of Indonesia in Bern, Switzerland
- 1980-present: President Director of PT. Frankhaus Far East
12:54 AM | 0 comments | Read More

Endang Aripin (Real Heroes)

Endang Arpin pemuda sederhana dari Cirebon satu ini baru saya ketahui sosoknya lewat tayangan “Kick Andy “ (Pahlawan di sekitar kita) beberapa waktu yang lalu. Pemuda yang satu ini memang pantas mendapat gelar “Real Heroes” ialah seorang pelajar yang tewas di Jepang pada tahun 2008 kemarin karena menyelamatkan dua murid SMP yang sedang tertelan ombak di pantai Hyuga. Berita kepahlawanan Endang ini sangat terkenal di Jepang bahkan sampai-sampai pemerintahan Jepang memberikan gelar kepahlawanan pada pemuda ini. Menurut brita terakhir yang saya dengar kisah heroik ini telah dibuat film-nya oleh sutradara Jepang dengan judul “Mas Endang”.

Brikut kisah lebih lengkap tentang Endang Aripin yang saya sunting dari Koran Waspada.


IYA – Endang Arifin, seorang peserta magang pada industri penangkapan ikan di Hyuga, propinsi Miyazaki, Jepang telah menjadi pahlawan kemanusiaan atas upayanya menyelamatkan dua bocah Jepang yang menyebabkan dirinya sendiri meninggal. Pengakuan atas aksi kepahlawanan yang ditunjukkan pemuda asal Cirebon, Jawa Barat ini diberikan pemerintah Jepang. Ia meninggal dalam upaya menyelamatkan dua orang murid SMP yang tertelan ombak di sebuah pantai di Hyuga. Dua murid SMP tersebut berhasil mencapai pinggiran pantai dan selamat, namun Endang justeru hanyut tertelan ombak dan baru dua hari tubuhnya ditemukan oleh Japan Coast Guard. Endang memang merupakan sosok yang memiliki karakter kepahlawanan karena ia sebenarnya memiliki impian menjadi anggota TNI. Ia bahkan bertekad mengikuti program magang karena ia juga berencana membantu orang tuanya menunaikan ibadah haji. Melihat ada orang hanyut dipantai, ia merasa terpanggil untuk memberi pertolongan dengan rekannya meski akhirnya harus dibayar dengan nyawa. Belum sempat menggapai mimpi, rupanya maut telah datang. Keluarga Endang di Cirebon merasa sangat kehilangan karena ia merupakan pemuda yang selalu menuruti nasehat orang tuanya. Selama ini ia juga banyak membantu secara finansial dan tidak mau merepotan orang tuanya. Demi mencapai impiannya, ia rela meninggalkan beasiswa Universitas Padjajaran Bandung dan pergi ke Jepang. Inilah rupanya jalan yang harus ia tempuh. Keluarganya sempat mendapat firasat tentang kepergian Endang karena foto Endang yang digantung disebuah dinding rumah jatuh dan masuk ke sebuah ember besar berisi air. Selang beberapa jam setelah kejadian ini, keluarganya menerima kabar bahwa Endang meninggal. Pengorbanan Endang telah mendapatkan simpati tidak hanya dari pemerintah Jepang dan asosiasi perikanan di Miyazaki akan tetapi juga dari masyarakat Jepang. Miyuki Inoue, seorang sutradara film bahkan telah membuat film tentang Endang yang telah diputar di Indonesia serta beberapa kota di Jepang. Tanggal 25 Oktober 2008 lalu bahwa seminar dan pemutaran film dilakukan di Wako University di Tokyo. Hari Kamis besok (30/10/2008), ayah, ibu dan adik perempuan Endang Arifin diundang resmi oleh pemerintah Jepang untuk melakukan sebuah upacara penghormatan. Polisi Nasional Jepang akan memperingati aksi kepahlawanan ini dengan maksud agar semangat Endang dapat ditiru oleh siapa saja. Endang sebagai kenshusei, tidak saja sebagai pahlawan devisa, tapi telah mengharumkan nama bangsa dan menjadi pahlawan kemanusiaan, layak untuk dicontoh.

Sumber: Koran Waspada
12:24 AM | 0 comments | Read More

FOTO: 4 Waria Cantik Jadi Pramugari PC Air

Maskapai penerbangan baru di Thailand, PC Air menggunakan jasa 4 waria atau yang lebih dikenal dengan sebutan 'ladyboy' sebagai pramugarinya. Hal ini semakin menegaskan penerimaan masyarakat Thailand terhadap keberadaan para ladyboy dalam kehidupan sosial mereka.



Empat waria yang menjadi pramugari PC Air bernama Chayathisa Nakmai (24), Dissanai Chitpraphachin (24), Nathatai Sukkaset (26) dan Phuntakarn Sringern (24).





Chayathisa Nakmai sedang melayani penumpang pesawat.




Nathatai Sukkaset dan Phuntakarn Sringern memberikan makanan dan minuman kepada penumpang pesawat.




Chayathisa Nakmai memperagakan alat keselamatan.
12:22 AM | 0 comments | Read More

George Junus Aditjondro

Profile dan Biodata George Junus Aditjondro - George Junus Aditjondro kini tengah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat, karena peluncuran bukunya berjudul "Membongkar Gurita Cikeas". Siapakah sebenarnya sosok George Junus Aditjondro penulis buku membongkar Gurita Cikeas?

Biodata George Junus Aditjondro


Menurut lamaan wikipedia menyebutkan, George Junus Aditjondro adalah seorang sosiolog asal Indonesia, lahir pada 27 Mei 1946 di Pekalongan, Jawa Tengah. Pada tahun 1994-1995 nama Aditjondro sangat luas dikenal sebagai pengkritik pemerintahan Soeharto mengenai kasus korupsi dan Timor Timur.

George Junus Aditjondro pernah juga dicekal oleh rezim Soeharto pada Maret 1998, dan saat itu Aditjondro tinggal di Australia menjadi pengajar di Universitas Newcastle dalam bidang ilmu sosiologi.
12:21 AM | 0 comments | Read More

CHUCK NORRIS



Lahir dengan nama Carlos Ray pada tahun 1940, "Chuck" kecil tumbuh tanpa seorang ayah. Sosok ayah yang sempat diingatnya adalah seorang pria yang kasar dan suka mabuk, yang kemudian pergi meninggalkan keluarganya. Meninggalkan ibu serta adik-adiknya begitu saja. Kehilangan figur ayah membuat Chuck menjadi seorang yang pemalu, tidak pernah berprestasi dalam olahraga, apalagi dalam pergaulan. Chuck selalu minder dan dihindari teman-temannya.

Chuck si pemalu dan ramah ini kemudian masuk ke Angkatan Udara, dan ditugaskan di Korea. Di tanah ginseng inilah ia secara tidak sengaja mempelajari seni bela diri Tae Kwon Do. Dan di negeri ini jugalah untuk pertama kali teman-teman di baraknya memberi nama julukan "Chuck" yang berarti usapan, karena keramahan dan kelembutannya. Kemudian penambahan nama Norris diambil dari marga ibunya. Dalam seni bela diri, Chuck seperti menemukan jati dirinya. Suatu hal di mana dia tidak perlu berkomunikasi dengan orang lain atau pun bekerja dalam satu tim. Yang perlu dia lakukan hanyalah berlatih keras dan lebih keras lagi, dalam kesendirian yang dinikmatinya.

Ketekunannya di dalam dunia bela diri, membuahkan hasil. Chuck diminta mempertunjukkan keahliannya dalam sebuah acara besar yang dihadiri seluruh Angkatan Udara Amerika Serikat. Sebelum mempertunjukan kebolehannya, dia diharuskan untuk memberikan sebuah pidato singkat sebagai kata sambutan. Chuck pun mempersiapkan pidatonya di atas sehelai kertas dan menghafalkannya. Tiba pada waktunya, ia berdiri di depan ribuan prajurit Angkatan Udara yang menatapnya, Chuck terdiam seribu bahasa di depan mikrofon, sangat gugup dan lupa akan semua kata-kata yang dihafalkannya. Tubuhnya dibanjiri oleh keringat dingin. Ia pun lupa bahwa apakah ia sempat mengatakan sesuatu pada acara itu, yang jelas ia tidak mau mengingat-ingatnya. Baginya, peristiwa itu adalah peristiwa yang paling memalukan dalam hidupnya.

Tidak lama kemudian, prestasinya mendunia. Ia menjuarai enam kali berturut-turut "World Karate Championships" , dengan mengalahkan para petarung terhebat kaliber dunia. Dan karena bosan tidak ada lagi yang bisa mengimbanginya, kemudian ia mundur dari kejuaraan itu. Lagipula, seandainya ia tetap ikut dalam kejuaraan itu, para petarung cenderung mundur teratur karena mereka gentar bila harus berhadapan dengannya. Chuck kemudian mendapat penghargaan tertinggi dalam bela diri Korea tersebut, dengan mencapai Ban Hitam tingkat delapan dalam Tae Kwon Do. Dia adalah orang pertama yang berhasil mencapai tingkatan itu sejak 4500 tahun sejarah beladiri Tae Kwon Do didirikan.

Secara bertahap, Chuck mundur dari olahraga bela diri karena tidak menemui lawan yang berarti lagi. Ia kemudian hijrah ke Hollywood yang membuat namanya melambung dan dikenal oleh seluruh orang di dunia. Salah satu debutnya yang terkenal adalah perannya dalam film "Enter The Dragon", sebuah pertarungan yang dikenang dalam sejarah perfilman maupun sejarah bela diri, saat ia bertarung melawan
legenda kungfu, Bruce Lee.

Chuck Norris kini menjadi megabintang dan terjun dalam kehidupan glamor selebriti. Pundi-pundi uangnya terus bertambah dari banyak perguruan bela diri miliknya, apalagi setiap buku yang ditulisnya selalu menjadi "best seller". Segera ia masuk dalam jajaran "red carpet" di semua acara selebriti dan segera menjadi teman baik setiap presiden Amerika Serikat beserta para stafnya.

Merasa Ketakutan

"Ada beberapa perisitiwa yang mengubah hidup saya," ujar bintang film seri "Walker Texas Ranger" ini. (Film ini adalah salah satu film seri yang memiliki episode terpanjang dalam sejarah perfilman, diputar di televisi selama 12 tahun.) "Yang pertama adalah saat saya membesuk Lee Atwater -- mantan ketua kampanye Presiden George Bush, Sr. -- di rumah sakit, Lee adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidup saya, dan juga seorang teman dekat saya. Saat saya sampai di rumah sakit, ada begitu banyak orang penting mengantri untuk datang menjenguk, namun mereka tidak bisa masuk. Bahkan banyak keluarga dekatnya tidak diperkenankan masuk. Ia hanya mengizinkan orang-orang tertentu untuk menjenguknya. "

"Saat saya sedang bercakap-cakap dengan orang-orang yang menanti di luar, tiba-tiba nama saya dipanggil dan diperkenankan masuk. Saya merasa beruntung saat itu karena dipilih untuk boleh bertemu dengan dia. Saya masuk dan melihat di dalam ruangan sudah ada beberapa orang yang sangat penting, sehingga saya memilih tempat di pojok ruangan dan melihatnya dari jauh. Saya melihat Lee sedang sekarat, usianya jauh lebih muda dari saya, baru 30-an tahun. Dia yang biasanya begitu bersemangat dan selalu menginspirasi banyak orang, kini sedang terbaring lemah tak berdaya, bergulat dengan maut karena sebuah tumor besar di kepalanya, dan tidak ada satu pun yang dapat dilakukan dokter untuk menyelamatkannya. "

"Lee memandang aku dengan lemah, dan melambai agar aku mendekat. Aku harus menunduk untuk mendengar dia berbisik karena dia sudah sangat lemah untuk berbicara secara normal. Katanya perlahan, 'Chuck, percayalah pada Tuhan, aku mengasihimu ....' Aku terkejut mendengar hal itu, seperti terpukul keras. Aku mundur perlahan darinya dan keluar dari tempat itu dengan sangat terkejut. Aku tahu itu adalah kata-kata terakhir Lee bagiku. Entah sudah berapa kali aku mendengar kata-kata itu dari para rohaniwan, tetapi semua itu seakan hanya lewat begitu saja seperti sebuah sampah bagiku. Sekarang aku mendengarnya dari sahabatku sendiri yang sedang berada di ujung kematian, sebuah pesan terakhir yang sangat penting, tidak mungkin dia menyia-nyiakan napas terakhirnya untuk berbicara padaku kalau itu tidak begitu penting."

"Aku duduk terdiam di dalam mobil dan mulai menangis, mengingat kehidupanku selama ini. Aku telah terlalu jauh dari Tuhan, terhisap dan terjebak dalam gemerlap kehidupan seorang bintang, membuat hidupku berantakan. Keluargaku berantakan, dan aku bukan ayah yang baik bagi anak-anakku. Melihat sahabatku sedang menjelang maut, membuat diriku merasa sangat dekat akan maut juga. Sebelumnya, aku tidak pernah takut pada apa pun, bahkan dalam pertarungan bela diri hidup dan mati, tapi kini aku merasa sangat gentar. Aku merasa hidupku menjadi sangat rapuh, dan aku tersadar bahwa semua kekuatan yang telah kubangun selama ini ternyata tidak bisa menghindarkan aku dari maut."

Malam yang Mencekam

Tapi peristiwa "pesan terakhir" dari Lee Atwater pun berlalu, Chuck kembali sibuk dengan bisnisnya. Kembali tenggelam dalam kehidupan selebritisnya dan hanyut dalam pikiran bagaimana mencari uang lebih banyak lagi. Walaupun begitu, peristiwa itu telah membawanya dalam sebuah pemikiran bahwa ia membutuhkan Tuhan. Peristiwa selanjutnya terjadi tidak lama kemudian. Malam itu adalah malam di mana istrinya, Gena, akan melahirkan bayi kembar. Dokter mengatakan kelahiran ini sangat berbahaya karena ada beberapa komplikasi. Paling kurang salah satu nyawa dipertaruhkan malam itu; kalau tidak ibunya, maka salah satu dari kedua anaknya.

Malam itu sangat mencekam bagi Chuck, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada lawan yang harus dikalahkannya selain rasa takutnya sendiri, tidak ada dokter yang bisa ia bayar untuk menjamin keselamatan keluarganya. Ia menangis, karena sadar uang yang begitu berlimpah di rekeningnya yang dikumpulkan sepanjang kariernya, ternyata tidak dapat menyelamatkannya. Dia lalu teringat, bahwa hanya satu Pribadi yang dapat menyelamatkan keluarganya saat ini, yaitu Yesus. Seorang Pribadi yang lembut dan penuh kasih, yang kepada-Nya ia pernah menyerahkan hidup masa remajanya di suatu KKR Billy Graham. Dan kini ia telah melupakan komitmennya untuk mengikuti Dia, Chuck menangis, merasa begitu berdosa dan telah begitu jauh dari-Nya.

Chuck juga teringat ibunya. Dia adalah seorang ibu yang tangguh membesarkan Chuck serta adik-adiknya sendirian. Ibunya adalah seorang yang rajin berdoa, dan selalu berkata pada Chuck, "Tuhan punya rencana untukmu." Selama ini, ia tidak mengerti apa maksud ibunya itu, ia pikir semua ketenarannya ini adalah rencana Tuhan, sampai di situ saja. Tapi pada peristiwa itu, ia kini menjadi mengerti apa yang berusaha disampaikan oleh ibunya. Malam itu pun ia berdoa, agar Tuhan mengampuni semua dosanya, mengembalikan ia kembali dekat pada-Nya, menyelamatkan istri serta bayinya, dan agar rencana Tuhan seutuhnya tergenapi dalam hidupnya. Sungguh luar biasa, Tuhan memberi tanda bahwa Dia mendengarkan Chuck, dengan menyelamatkan istri dan kedua bayi kembarnya. Malam itu juga Chuck menyerahkan seluruh hidupnya pada Tuhan.

Sejak saat itu, ia menghentikan segala usahanya untuk menambahkan pundi-pundi uangnya, dan terjun sangat aktif dalam kegiatan kemanusiaan yang begitu banyak. Menjadi wakil dan utusan perdamaian, memimpin yayasan-yayasan kemanusiaan, masuk sampul-sampul majalah sebagai "Man Of The Year", dan begitu banyak yang lain. Ia melihat setiap hari Gena membaca Alkitab, karena pada waktu itu Gena sudah terlebih dahulu hidup dekat dengan Tuhan sebelum mengenal Chuck. Melihat hal itu, lama-kelamaan Chuck turut bergabung dalam kegiatan membaca Alkitab. Dan menurutnya, hal itu menjadi sangat menyenangkan dan dinikmatinya, membaca Alkitab bersama istrinya setiap hari.

Orang sering datang pada Chuck dan berkata, "Chuck, engkau adalah orang paling beruntung di dunia. Juara karate tak terkalahkan, bintang film terkenal, dan penulis buku-buku terlaris. Tidak ada orang seberuntung engkau di dunia!" Chuck menjawab dengan tersenyum ramah, "Keberuntungan tidak ada hubungannya dengan itu semua, Tuhanlah yang berhubungan dengan itu semua."

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul majalah: VOICE Indonesia, Edisi 83, Tahun 2006
Penulis: LM (dari berbagai sumber)

12:18 AM | 0 comments | Read More

Endang-Djoko Kuliah Lagi di Usia 40

TIAP kali menangani pelanggan di Menur Ladies Salon yang dikelolanya, Endang Kustrini hampir selalu menjadi sasaran curhat (curahan hati). Itu awalnya. Akhirnya, lulusan Akademi Perbankan Perbanas pada 1973 tersebut memutuskan kuliah lagi dan mengambil jurusan psikologi. Alasan Endang sederhana, ingin komentar dan nasihatnya bisa dipertanggungjawabkan. Dia ingin menjadi "tempat sampah" yang kompeten.



"Kalau sudah punya ilmunya, memberi nasihatnya kan tidak asal," kata wanita 59 tahun yang mengelola Menur Ladies Salon sejak 1985 hingga 2005 tersebut. Saat memutuskan kembali ke bangku kuliah, usia Endang tidak muda lagi, sudah kepala empat. Meski begitu, dia tidak merasa terlambat. Menurut dia, sekolah tak memandang usia.

Semangat belajar Endang itu akhirnya malah menular kepada sang suami, Djoko Sunarjo. Awalnya, Djoko hanya mengantarkan sang istri mendaftar ke salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. Tapi, Djoko akhirnya ikut mendaftar. "Akhirnya, kami sama-sama kuliah psikologi," tutur mantan kepala Balai POM Surabaya tersebut.

Di angkatannya, Endang dan Djoko tercatat sebagai mahasiswa tertua. Maklum, teman seangkatan mereka rata-rata baru berusia belasan. Meski begitu, mereka tidak minder. Bahkan, mereka tercatat sebagai mahasiswa paling rajin. Endang dan Djoko nyaris tidak pernah bolos kuliah. "Bahkan, kalau ada tugas bikin paper kelompok, kami yang kerap kebagian bikin," ujar Djoko, 62.

Meski masuk kuliah saat usia tidak lagi muda, Endang dan Djoko tetap mengikuti seluruh kegiatan kuliah sebagaimana mahasiswa pada umumnya. Termasuk, kewajiban mengikuti kuliah kerja nyata (KKN), yang ketika itu diadakan di Pasuruan.

Selama sebulan saat KKN, Endang dan Djoko tiap hari melakukan perjalanan Surabaya-Pasuruan-Surabaya. Cara itu terpaksa ditempuh karena Djoko dan Endang tetap harus bekerja. "Kami baru bisa ke lokasi KKN sore sepulang kerja. Malamnya, kami pulang kembali ke Surabaya," kata Djoko yang mengaku tak punya cukup waktu istirahat selama KKN.

Karena ketekunannya itu, mereka bisa menuntaskan pendidikan dalam waktu 3,5 tahun. Begitu lulus, aktivis sosial tersebut sering diundang menjadi pembicara tentang kepribadian di berbagai tempat. Mereka juga sering menerima tawaran mengajar pengembangan kepribadian di sejumlah pendidikan tinggi.

Kegiatan konseling juga jalan terus sampai sekarang. Sebab, banyak sahabat yang masih menjadikan Endang sebagai tempat curhat. Dengan statusnya sekarang, Endang bahkan dituntut selalu siap melayani jika sewaktu-waktu ada permintaan curhat. "Konsekuensi psikolog," ucapnya sambil tersenyum.

Karena banyaknya permintaan menjadi pengajar dan pembicara seminar, Endang punya ide mendirikan sebuah lembaga di bidang pemberdayaan dan pengembangan potensi sumber daya manusia (SDM). Maka, berdirilah Smart Plus pada 2000. Endang menduduki posisi direktur sekaligus pengajar. "Namun, saya tidak mengajar setiap hari," katanya.

Smart Plus sering melayani permintaan perusahaan dan instansi pemerintah. Beberapa waktu lalu, misalnya, Endang diundang untuk memberikan materi kepada para pejabat di Kabupaten Jembrana, Bali. Aktivitas Endang di luar kota pun kian padat, terutama di Bandung dan Manado. Meski begitu, menurut Endang, bisnis tersebut tidak murni komersial. Dalam beberapa hal, Endang tak segan memberikan konseling gratis. "Apalagi kepada teman." (ign/soe)

Tentang Endang-Djoko

Nama

Endang Kustrini SPsi

Tempat, tanggal lahir

Blitar, 28 Agustus 1950

Nama

Drs Djoko Sunarjo Apt Spsi MM

Tempat tanggal lahir

Blitar, 12 November 1947

Anak

Radix Gunarta Wicaksana

Radix Taufan Imantara

Dina Foliana

Seputar Endang-Djoko

Sama-sama mengambil S-1 psikologi di usia kepala empat.

Selama kuliah, mereka nyaris tidak pernah bolos.

Endang dan Djoko harus mengerjakan tugas kuliah secara bergantian. Sebab, mereka hanya punya satu komputer di rumah.

Saat KKN, tiap hari Endang dan Djoko harus melakukan perjalanan Surabaya-Pasuruan-Surabaya. Sebab mereka tidak bisa meninggalkan kesibukan masing-masing.
12:14 AM | 0 comments | Read More

Biografi Raul Castro


Raúl Modesto Castro Ruz (lahir di Mayari, 3 Juni 1931) adalah Presiden Kuba (secara resmi: Presiden Dewan Negara Kuba) sejak 24 Februari 2008. Ia juga secara otomatis menjabat sebagai Presiden Dewan Menteri. Raúl adalah adik mantan presiden Fidel Castro. Ia juga menjabat Penjabat Sekretaris Pertama/Sekretaris Kedua Politburo Komite Pusat Partai Komunis Kuba (PCC) dan Panglima (Jenderal Penuh) Angkatan Bersenjata Kuba (Army, Navy, and Air Force). Sebelumnya, ia memegang jabatan Wakil Presiden Pertama Dewan Menteri sejak tahun 1976 dan Sekretaris Kedua Politburo Komite Pusat Partai Komunis Kuba sejak tahun 1965.

Pada 31 Juli 2006, Raúl Castro mengambil alih tugas Fidel Castro sebagai Ketua Dewan Negara Kuba untuk sementara, karena Fidel mengalami masalah kesehatan.

Setelah Fidel mengumumkan niatnya untuk tidak lagi maju sebagai Presiden pada 18 Februari 2008, Raúl pun kemudian diangkat sebagai Presiden dalam sidang Majelis Nasional pada tanggal 24 Februari 2008.
12:09 AM | 0 comments | Read More

Biograpi multatuli



Multatuli adalah nama samaran Eduard Douwes Dekker. Sr, lahir tahun 1820 di Amsterdam. Berasal dari keluarga Protestant sederhana. Dia dikirim ayahnya sekolah pendeta tahun 1832 di Latinje School, tidak selesai kemudian dia mencoba bekerja tapi di-PHK. Ayahnya yang kapten kapal mengantarnya ke Hindia Belanda ketika berusia 18 tahun, bekerja di Dewan Pengawas Keuangan di Batavia. Amtenaar muda ini walau berprestasi dalam kerja, harus meninggalkan pekerjaan karena stress berat diputuskan seorang gadis Catholic, Caroline Versteegh. Sifat royal karena masa kecil yang kekurangan, menjadi penyebab ayah gadis londo itu menolak pinangannya.

Tahun 1842, meminta dipindahkan ke Sumatera Barat yang masih ada pergolakan, dibawah pimpinan Jenderal Michiels, bulan Juli 1842, dia ditempatkan di Natal sebagai kontrolir, jabatan yang menyibukkan dan harus banyak bertemu dengan penduduk setempat. Setahun kemudian dia dipecat Jenderal itu karena administrasi keuangan jebol, di Padang Hulu, dia di tahan rumah-kan, dan dipaksa mengganti kerugian itu. Setahun kemudian dia kembali ke Batavia, tahun berikutnya ditugaskan di gubernemen Kerawang, Bagelan, Menado dan tahun 1851 menjadi asisten residen di Ambon, tapi dia sakit keras kemudian. Dia menikahi Everdine Huberte van Wijnbergen alias Tine.

Tahun 1852 dia kembali ke Belanda untuk cuti pertama, dan memperoleh anak pertama. Sifat borosnya selalu menyebabkan kesulitan baginya. Mei 1855 dia sekeluarga kembali ke Hindia, diterima Gubernur Jenderal Duymer van Twist, ditugaskan ke Lebak, Banten, sebagai asisten residen. Dia sangat mencintai bumiputera. Setelah cukup adaptasi dengan Rangkas Bitung, dia mulai membongkar kasus-kasus juga menemukan banyak kesewenangan dan penindasan dari Bupati, Demang (menantu bupati). Ternyata pejabat sebelumnya juga tertendang karena mencoba membongkar kasus itu. Kesulitan menemukan bukti-bukti yang bisa membongkar kasus itu. Ketika tanam paksa telah berlaku diseluruh Hindia Belanda. Dalam sistem pemerintahan ketika itu, residen hanya sebagai atasan para menak, namun tidak punya akses ke masyarakat.

Bupati Lebak Raden Adipati Karta Nata Nagara bersama menantunya, Demang Parangkujang sangat sewenang-wenang, sampai untuk membersihkan pekarangan kediaman mereka saja mengambil penduduk dari berbagai desa, sementara pemerintahan kolonial sangat keberatan karena jumlah pekerja itu dibutuhkan untuk tanam paksa. Hal ini dilaporkan ke atasannya Residen Brest van Kempen, yang kemudian diteruskan ke Gubernur Jenderal. Apa dinyana, dia malah ditegur dan dianggap tidak becus. Multatuli sangat marah karena reaksi yang tak sesuai dengan apa yang dibayangkannya, Dia mengajukan pengunduran diri, dan diluluskan. Setelah dia pergi, kasus di bongkar dan semua kaki tangan penindas dari bupati diberhentikan dengan tidak hormat. Orang jujur ini sangat mencintai keadilan walau dia juga seorang boros.

Sebenarnya kasus tersingkirnya Multatuli adalah akibat dari sistem dualisme kekuasaan antara bupati dengan residen, penggantian seorang bupati dapat menimbulkan gejolak baru, sementara itu pemerintah Hindia sedang mengalami defisit keuangan karena perang melelahkan dengan Pangeran Diponegoro dan kaum paderi. Sementara menurut tata pemerintahan dan pergaulan di Lebak kala itu, cara Multatuli memulangkan pekerja-pekerja yang membersihkan pekarangan rumah bupati dianggap kurang ajar oleh norma-norma di Jawa.

April 1857, Dekker sendiri kembali ke Eropa, tahun 1859 keluarganya menyusul. Di suatu losmen di Brussel, dia menuliskan kasus itu kedalam sebuah buku, sebagai protes, Max Havelaar (Aku telah banyak menderita). Dwi fungsi dari buku itu adalah untuk diakhirinya pemerasan dan dikembalikan kehormatan rakyat jelata di Jawa; dan nama baiknya dipulihkan.

Penerbit yang sangat terkenal kala itu Jacob van Lennep telah menduga buku itu adalah sebuah mahakarya, tapi disimpan dan diterbitkan pelan karena takut mengguncang, makanya semua nama tempat, angka tahun diganti dengan tanda baca titik-titik. Mei 1860 buku ini menjadi best- seller di Eropa walau lambat diterima masyarakat disana. Dia yang telah menjadi pujangga besar, kemudian mengeluarkan buku lain seperti Minnebrieven (surat-surat cinta); Wouterje Pieterse ( sejarah masa kecil) dan Ideen.

Dalam Ideen, Multatuli bersuara keras: melawan kesewenang-wenangan; pembelaan terhadap kaum teraniaya; kritik keras terhadap kekuasaan agama, adat dan politik, yang sering kali disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Dekker membela buruh industri, mempertanyakan dogma agama yang disetir, emansipasi kaum wanita dan adat kesopanan yang dibungkus dengan keindahan tapi busuk didalamnya. Bagi Multatuli, martabat manusia harus sama, “ panggilan manusia ialah mewujudkan sebagai manusia”.

Dia tidak akrab dengan keluarganya, sampai istrinya Tine wafat tahun 1874, kemudian dia menikah lagi dan tinggal di Nieder-Ingelheim, Jerman dan wafat disana 18 Februari 1887.

Orang ini banyak menggunakan keuangan pemerintahan kolonial di Natal dan Padang untuk membantu bumiputera. Menyumbang dana juga dari kantung pribadi untuk kemajuan pendidikan di madrasah dan pesantren. Dekker banyak membantu perselisihan dan persengketaan antar pribumi dengan sesama pribumi, pedagang/saudagar bangsa lain dan pemerintah kolonial. Tentu saja pucuk pimpinan sangat berang dengan cara yang dilakukan oleh Multatuli. Keterpihakannya kepada bumiputera menjadi bumerang yang menghancurkan karir gemilangnya di pemerintahan kolonial Belanda.

Sedikit tidaknya jasa Multatuli, beberapa pihak dimasa silam yang tersamar, menganggap kegemilangan idenya, membantu menjadikan ranah Minangkabau dan Mandailing, pemasok tokoh-tokoh perintis dan penggerak berkaliber hebat, yang kelak sangat menentukan nasib Hindia Belanda. Bisa disebutkan nama-nama seperti: Kyai Hai Ahmad Dahlan, Agus Salim dll yang diteruskan generasi Datoek Tan Malaka dsb kemudian lahir lagi angkatan Moehammad Hatta, Soetan Syahrir, Moehammad Yamin, Mr. Moh. Roem, Syarifoeddin Prawiranegara, Soetan Takdir Alisjhabana, HB Yassin dll. Mereka ini adalah 'buah' dari 'biji' yang ditabur oleh Multatuli. Ini merupakan benang merah yang selalu dicoba dihilangkan dan dilupakan. Mungkin karena Mutatuli bukan orang Indonesia asli, bukan Muslim dan mewakili kaum penjajah.

Sistem kerja tanam paksa (Culturstelsel) yang kala itu diberlakukan, terang-terangan dibencinya. Sistem tanam paksa adalah pemerasan yang terkeji dari penjajah kepada bumiputera dengan memaksakan tiap orang untuk menanamkan beberapa jenis tanaman komoditas, yang kala itu sangat tinggi sekali harganya di pasar dunia. Komoditas ini antara lain: kopi, teh, cengkeh, pala, tembakau, kakao dsb. Setiap pribumi Hindia Belanda diwajibkan untuk menyediakan sebagian lahannya menanam komoditas tersebut atau menjadi buruh kerja di lahan yang disediakan oleh kolonial. Setelah itu, bumiputera baru dipersilahkan mengurusi perut sendiri. Sistem ini dianggap penghisapan yang paling keji, dan sangat tidak ber-perikemanusian dari bangsa yang merasa paling beradab dan mengaku mengikuti cinta-kasih Kristus.

Melalui bukunya Max Havelaar, Multatuli membongkar perilaku busuk penjajah Belanda di muka umum. Bola liar yang dilemparkan Multatuli melalui Max Havelaar, kelak merubah cara pandang penjajah Belanda pada khususnya dan dunia pada umumnya terhadap bumiputera. Pemerintah kerajaan Belanda sangat tertampar dengan perang pena ini. Bumiputera tidak lagi dianggap sebagai kasta yang lebih rendah dari binatang di negerinya sendiri. Efek dari bola liar yang dilempar oleh Multatuli juga dirasakan oleh negara-negara lain yang terjajah, seperti di Asia dan Afrika. Di Afrika Selatan lahir kaum de Boer.

Kelak lahirlah suatu aksi balas budi yang dicetuskan di Belanda, kelak dinamakan Politik Etis. Kaum bumiputera diberikan kesempatan, walau awalnya dari kaum menak dan berduit, untuk merasakan pendidikan. Tapi bangsa Indonesia patut berterima kasih kepada Multatuli atas jasanya ini. Karena dengan dibukanya keran itu, lahirlah kelak tokoh-tokoh hebat yang menjadi pelopor; Setelah dibukanya sekolah dokter STOVIA, antara lain: Dr. Wahidin Soediro Hoesodo, dr. Goenawan, R.A Kartini, R.M. Tirto Adhi Soeryo, Cipto Mangoenkoesoemo, H.O.S. Cokroaminoto, Haji Samanhoedi, Ki Hajar Dewantoro, Dewi Sartika, Iwa Koeseoma Soemantri dll. Dari pelopor ini lahir lagi tokoh-tokoh lainnya yang tak kalah dahsyatnya seperti : Ir. Soekarno, Sartono, Siti Soendari R.D, Mr Soepomo dll.

Diseluruh kota-kota di pulau Jawa atau Sumatera dan pulau-pulau lainnya, jarang sekali kita temukan nama jalan yang diambil dari nama besarnya. Bahkan nama gedung atau tempat prestisius bangsa Indonesia tidak ada yang memakai nama Multatuli, jasanya terkesan dilupakan dan hilang perlahan. Di Bandung ada nama jalan dr. Sethiaboedi, nama yang diambil dari putranya Multatuli. Nama yang digunakan putranya sebagai nama baptis baru setelah memilih jadi bumiputera. Selayaknya, namanya diletakkan disuatu tempat terhormat, untuk mengenang nama Multaltuli, agar generasi yang akan datang tahu, bahwa sebenarnya Indonesia adalah bangsa yang tahu cara berterima kasih, walau telah terlambat. Edward Douwes Dekker Sr, alias Multatuli wajar mendapat bintang jasa dari pemerintah Indonesia, walau dia 'orang asing', tapi dalam darah, hati dan tulangnya...ada Indonesia, semoga...Amien!
12:07 AM | 0 comments | Read More

Top 5 Rumah Selebriti Dunia

Setiap pasti membutuhkan tempat tinggal yaitu rumah dan setiap orang pasti mempunyai keinginan rumah idaman mereka sepeti apa. ngomong-ngomong soal rumah kali ini duniaunik akan membahas 5 Rumah Selebriti Dunia yang super mewah. cekidot gan

1. Kapal Pesiar milik Mukesh Ambani


Kapal Pesiar milik Mukesh Ambani : harganya mencapai 20 juta Euro. kapal pesiar adalah 58 meter panjang dan lebar 38 meter dan dapat menampung 12 tamu dan 20 anggota awak. Dengan tiga deck, sebuah 25 kolam meter, spa, heli-pad, sauna, gym, sebuah promenade dari 1400 sqft, bioskop, deck matahari, suite, teras dan lounge, juga memiliki lift.

2. Raja House

Untuk yang kedua Raja House: Raja masih memiliki harapan membangun sebuah rumah di hutan yang memiliki ruang tamu berkelas atas, dengan tempat api dan dilengkapi dengan kayu terbaik. Kamar tidur utama dapat meluhat keluar ke halaman rumput yang indah. Ubin putih tanpa noda menutupi lantai kamar mandi dan lagi bak di tengah ruangan juga dapat untuk melihat sebuah pemandangan. Dengan semua dinding terbuat dari kaca, tapi untuk harga transparan ini belum diketahui.


3. Late Benazir Bhutto’s Dubai Home

Dengan lantai karpet tertutup, tirai jalur menghiasi, tangga spiral besar, lampu kristal, dan lukisan di dinding, rumah ini tidak lebih dari sebuah istana kerajaan, kecuali Raja dan Ratu. Kamar tidur adalah cerita lain, dengan linen halus, pencahayaan alami. Fitur lain ke rumah ini adalah indoor untuk 2 orang bowling gang, dan sebuah ballroom besar.


4. Putin’s Palace

Istana Putin: Presiden Rusia dan miliarder, Vladimir Putin telah mengalirkan uang ke dalam sebuah istana 750.000 meter persegi yang luar biasa yang memiliki sebuah kasino, kolam renang, gym dan beberapa helipads dan telah dibandingkan dengan Versailles. Hal ini terletak dekat pantai Laut Hitam dan biaya nya sekitar $ 1 milyar (sekitar Rs 4.000 crore.).



5. Sachin Tendulkar’s Shell House

Layaknya dari negeri dongeng, rumah kerbentuk unik ini terletak di Bandra, Mumbai! Gagasan dari arsitek Meksiko Javier Senosiain, ia memiliki façade siput dengan taman dalam. Dapur berbentuk lidah dan terlihat seperti itu tumbuh keluar dari dinding. Aksesoris di kamar mandi yang berbentuk seperti batang dan air terjun, untuk berimajinasi 'hidup-bawah air'.
12:04 AM | 0 comments | Read More

Soebronto Laras

Sukses Berkat Kejujuran



Dari sebuah perusahaan nyaris bangkrut, dia merakit Indomobil Niaga International menjadi usaha dengan omset Rp 150 miliar setahun. Baginya, kejujuran dan integritas adalah dua hal yang tak terpisahkan kepentingannya.

Tak semua chief executive officer (CEO) masih terlibat aktif di setiap kegiatan perusahannya dalam usia 60-an tahun. Soebronto Laras, Presiden Direktur Indomobil Niaga International (INI), termasuk salah satunya. Dia memimpin perusahaan otomotif besar itu dengan satu prinsip: kejujuran.

“Kejujuran adalah fondasi kuat untuk menciptakan perusahaan besar. Saya orangnya simpel. Saya berkomunikasi dengan siapa saja di perusahaan. Saya terlibat segala sesuatu. Saya mempunyuai slogan hidup. Saya willing to be visionary, saya selalu berpikir dan melihat ke depan. Saya mencoba memperkenalkan kejujuran dan integritas. Itu penting. Jangan lihat ke belakang. Saya sudah 35 tahun di bisnis ini." ujar Soebronto Laras.

Dia memang berasal dari keluarga pedagang otomotif. Ayahnya, R. Moerdowo adalah importir mobil Citroen, Tempo, dan Combi, sejak 1949. Setamat SMA, 1964, Yonto, panggilan Soebronto, melanjutkan studi rekayasa mesin di Paisley College for Technology, Inggris. Kemudian ia melanjutkan di Hendon College for Business Management, di negeri yang sama.

Selagi di sanalah, ia bergaul akrab denga Roesmin Noerjadin (mantan Menteri Perhubungan), dan Benny Moerdani (mantan Pangab). Di Inggris, Yonto sempat menjadi staf lokal Atase Pertahanan KBRI di London.

Kembali dari sana, 1972, anak kedua dari empat bersaudara ini berkenalan dengan Atang Latief, pemilik Bank Indonesia Raya dan sejumlah kasino. Bahkan Yonto menjadi orang kepercayaan Atang. Ia menjabat Direktur PT First Chemical Industry, yang bergerak dalam bidang formika, alat-alat plastik, dan perakitan kalkulator.

Empat tahun kemudian ia menjadi dirut perusahaan perakitan motor mobil Suzuki. Dari sebuah perusahaan yang nyaris bangkrut, sekarang berdiri megah perusahaan dengan omset per tahun Rp 150 miliar dan aset Rp 90 miliar.

"Semua ini berkat kerja sama seluruh karyawan," kata pria yang berusia 65 tahun ini merendah. Sejak 1981 bisnisnya bertambah kuat dengan masuknya Grup Salim. Pada 1984, ia menjadi Dirut PT National Motors Co. dan PT Unicor Prima Motor, perakit mobil Mazda, Hino, dan sepeda motor Binter.

Obsesi Soebronto untuk memberikan kontribusi bagi negeri ini, sudah banyak diwujudkannya. Tahun 2008 ini, lewat Suzuki, Yonto mengeluarkan sebuah mobil jagoannya, yaitu Suzuki NeoBaleno.

Tampilan Neo Baleno merupakan metamorfosis dari SX4. Tak salah jika di pasar India, kendaraan tersebut masuk kategori varian SX4 sedan. Di Indonesia ‘peranakan’ SX4 itu dilabeli nama Neo Baleno.

"Pilihan nama itu sudah melalui proses studi di pasar sedan. Kami tidak mau pakai nama SX4 atau sedan Crossover. Pertimbangan ini juga untuk memperkuat imej," katanya.

Pilihan nama itu pun untuk memperluas pangsa pasar konsumen otomotif yang ingin dibidik. Dulu, kesan sedan adalah hanya untuk pasar kalangan orang tua. Perpaduan sedan dengan mobil hatchback SX4 ini, memungkinkan kalangan itu untuk jatuh hati. Begitu pun dengan pangsa pasar pembeli otomotif dari kalangan anak muda.

Yang menarik dari Neo Baleno ini adalah perubahan segmen dari kelas small sedan menjadi mid sedan. "Tampilan Revolution to Perfection menjadikan Neo Baleno sejajar dengan Toyota Corolla Altis karena kendaraan itu merupakan sedan dengan segmen kelas lebih tinggi dibandingkan Vios atau City," ucap Soebronto.

Yonto tak hanya sibuk berusaha. Dia juga membagi waktu untuk aktivitas sosial. Di kalangan olahraga, dia aktif. Yonto pernah jadi pengurus di Ikatan Motor Indonesia (IMI), Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (Pelti), hingga Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI).

Tak usah heran. Dulu, dia memang penggila olahraga. Di masa remaja, dia ikut balapan motor bersama rekan-rekannya, termasuk Tinton Soeprapto. Dia juga suka bersepeda. “Waktu umur saya 14 tahun, saya suka bersepeda bersama almarhum Sophan Sophian dari Jalan Sudirman sampai ke Kebayoran baru lewat Prapanca. Jaraknya puluhan kilometer. Itu masa kecil yang tidak bisa saya lupakan," kenangnya.

Yonto yang menikah dengan Herlia Emmi Yani, putri almarhum Jenderal Ahmad Yani dan dikaruniai dua orang anak. Ia mengaku, di balik kesuksesannya sebagai pemimpin perusahan besar, ia menyesal tak bisa meluangkan waktu banyak bagi keluarganya.

"Karena kesibukan saya, saya memang merasa seperti tidak mempunyai waktu bagi keluarga. Tapi setiap ada waktu saya suka menjemput cucu saya sepulang sekolah dan mengantar dia ke toko buku untuk membeli buku favoritnya. Tapi yang jelas komunikasi itu penting," ungkapnya.
12:03 AM | 0 comments | Read More

Antasari Azhar Mantan Ketua KPK



Ketua KPK Antasari Azhar cwesama empatanggota Komisi Pemberantasan Korupsi lainnya dilantik dan disumpah oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/12/2007). Antasari yang menggantikan Taufiequrachman Ruki seorang jaksa karir kelahiran angkal Pinang, Bangka 18 Maret 1953.



Antasari Azhar, meminta masyarakat bersabar dan memberi waktu kepada anggota KPK yang baru dilantik untuk berkoordinasi. "Saya mohon bersabarlah. Keputusan KPK itu keputusan kolektif," ujarnya.

Setelah pelantikan, Presiden pun berbicang-bincang dengan anggota KPK. Yudhoyono meminta konsistensi penegakan hukum pemberantasan korupsi dilanjutkan. Presiden lantas memanggil mantan Ketua KPK Taufiequrachman Ruki. Dalam sorotan kamera televisi, Presiden kemudian memberi beberapa arahan.

Sementara itu, saat acara di Kantor KPK, suasana haru terjadi saat serah terima jabatan antara pimpinan KPK lama yang diketuai Taufiequrachman Ruki dan pimpinan KPK baru yang diketuai Antasari Azhar.

Saat tayangan video di layar besar menampilkan beberapa foto kegiatan pimpinan KPK lama, tepuk tangan meriah tak kunjung henti. Beberapa di antaranya terlihat menyeka air mata.

"Saya sungguh terharu dan terpanggil karena Pak Taufieq cs mendapat aplaus meriah. Kami berpikir, apakah kami empat tahun ke depan mendapat aplaus seperti ini. Empat hari lalu kami berkumpul, meskipun belum dilantik, kami sudah membangun komitmen untuk terus berjuang memberantas korupsi. Jangan ragukan itu dan kami siap," janji Antasari dalam pidatonya.



Lima Pimpinan KPK


Melalui pemungutan suara yang dilangsungkan pada Rabu malam, 5 Desember 2007, Komisi III DPR akhirnya memilih lima pimpinan KPK periode 2007-2011. Mereka adalah Chandra M. Hamzah, Antasari Azhar, Bibit Samad Rianto, Haryono, dan Mochammad. Jasin. Dari 49 anggota Komisi III DPR, Chandra mendapatkan 44 suara, disusul Antasari dengan 37 suara. Bibit dan Haryono mendapatkan jumlah suara yang sama, yaitu 30. Sedangkan Jasin mendulang 28 suara.


Setelah mendapatkan komposisi lima pimpinan KPK periode 2007-2011, Komisi III DPR yang diketuai Trimedya Panjaitan melakukan proses pengambilan suara tahap kedua mendapatkan sosok yang akan menjadi Ketua KPK.

Untuk tahap kedua ini, diambil dari dua calon yang mendapatkan suara tertinggi pada putaran pertama, yaitu Chandra dan Antasari. Akhirnya, terpilihlah Antasari sebagai Ketua KPK periode 2007-2011 setelah mendapatkan 41 suara. Sedangkan Chandra mendapatkan 9 suara.

Hasil Perolehan Suara Calon Pimpinan KPK 2007-2011: Chandra M. Hamzah 44; Antasari Azhar 37, Bibit Samad Rianto 30, Haryono 30, Mochammad Jasin 28, Marwan Effendi 27, Waluyo 19, Amien Sunaryadi 16, Surachmin 8, dan Iskandar Sonhaji 6 suara.

Antasari Azhar

Merasa Jadi Selebritis
Entah berkah entah pula musibah, yang jelas kasus Tommy Soeharto telah melambungkan nama Antasari Azhar, ketika menjabat Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. Tak heran, kalau setiap kali ia berada di tempat umum, orang-orang langsung menatapnya sambil berbisik-bisik. Sebenarnya, ia merasa risi juga. Namun apa mau dikata. "Saya merasa menjadi selebritis," guyon Antasari.

Namun di balik ketenaran, tidak bisa dipungkiri, Antasari menanggung beban yang cukup berat setelah gagal melakukan eksekusi terhadap Tommy, yang sejak sebulan lalu dinyatakan buron. Sampai-sampai, ia sendiri sempat "dicurigai" ikut menghalang-halangi eksekusi.


Memang, banyak orang yang bertanya-tanya terhadap cara eksekusi yang dilakukan oleh Antasari dan kawan-kawan. Misalnya, Antasari tidak langsung melakukan eksekusi begitu putusan MA turun. Selain itu, ketika grasi Tommy ditolak Presiden, Antasari juga tidak langsung melakukan eksekusi terhadap putra mantan orang kuat Orde Baru itu.



Yang lucunya, ketika hari H pemanggilan Tommy ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, Antasari juga belum bisa memastikan apakah Tommy sudah menerima salinan penolakan grasi atau tidak. Anehnya lagi, waktu itu (Jumat, 3 November), Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan "mengundang" Tommy ke kantornya pada siang hari, bukan paginya. Bila tidak memenuhi undangan itu, baru mereka akan melakukan upaya paksa. Tapi, ternyata, ketika eksekusi paksa hendak dilakukan, Tommy sudah tidak ada lagi di Cendana.


Tidak jelas, apakah kelemahan-kelemahan semacam itu semata-mata persoalan administratif saja atau memang kelambanan Antasari sendiri dalam bertindak. Kalau betul itu kelemahan administratif, mungkin bukan Antasari sendiri yang harus bertanggungjawab, meskipun ia tidak bisa begitu saja lepas tangan. Namun, jika itu karena kelambanan Antasari, tidak salah kalau kesan yang muncul ia sengaja mengulur-ulur waktu eksekusi. Yang terlihat, Antasari memang kurang memperhitungkan bahwa yang akan dieksekusi itu adalah manusia, bukan benda mati yang tidak bisa lari.


Selain itu, kelihatan sekali ia terlalu percaya pada pengacara Tommy. Simak saja jawabannya ketika ditanya TEMPO, mengapa saat permohonan grasi Tommy ditolak Presiden, pihaknya tidak segera melakukan eskekusi: "Pengacara Tommy bilang bahwa eksekusi tidak dapat dilakukan karena mereka belum menerima petikan penolakan grasi." Apakah hal itu karena salah satu pengacara Tommy, Bob RE Nasution, adalah seniornya di kejaksaan? "Saat bertugas di Jakarta Pusat, saya memang menjadi anak buah Pak Bob. Sekarang, kalau bicara hukum, posisi kami berbeda," kilah Antasari. Ia juga membantah ada deal khusus antara dirinya dan Bob mengenai eksekusi Tommy.


Yang juga menjadi pertanyaan publik adalah cara kejaksaan melakukan penggeledahan terhadap kediaman Tommy dan keluarga besarnya di Cendana. Sebelum penggeledahan dilakukan, pihaknya sudah lebih dulu mengumumkan target-target penggeledahan itu. Ia lagi-lagi lupa bahwa yang akan dicari dengan penggeledahan itu bukan benda mati, yang tidak bisa lari atau bersembunyi. Tak heran kalau kemudian kisah pengejaran Tommy lebih mirip sandiwara belaka.


Mungkin hal itu juga yang membuat Jaksa Agung Marzuki Darusman, seperti dikutip Kompas, perlu melaporkan Antasari kepada polisi, meskipun kemudian Marzuki membantahnya. Namun Antasari tetap dalam posisi yang tidak enak, setidaknya publik memberi penilaian bahwa ia tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Padahal, sebelum Tommy lari, ia sudah terlihat sangat optimis bisa membawa Tommy ke Cipinang. Ia pun tampak tidak khawatir terhadap kemungkinan Tommy melarikan diri. Alasannya, Tommy telah dicekal.


Sementara orang-orang menyorotnya tidak becus, Antasari sendiri justru menganggap pengacara Tommy-lah yang berusaha menghalang-halangi eksekusi. Ia tidak yakin dengan alasan yang dikemukakan oleh sang pengacara bahwa Tommy mendapat teror akan dibunuh dan sebagainya. "Darimana saya tahu alasan itu dari Tommy? Tommy enggak pernah kontak saya," ujarnya. Ia menduga, alasan itu hanya bikinan pengacaranya. Namun begitu, seperti dituturkannya kepada TEMPO, ia optimis Tommy akan tertangkap, bahkan dalam hitungan hari. Benarkah?


Antasari sendiri, walau menanggung beban yang cukup berat, kelihatan santai-santai saja. Setidaknya, ia tidak terlihat tegang. Meskipun ada sebagian orang yang mencemoohnya, bahkan mencaci-maki. Hal yang juga terpaksa diterima anak-anaknya. "Saya kan jadi repot, tiap hari ditanyain terus sama temen-temen soal Tommy," ujar Andita, anak pertamanya yang duduk di bangku kelas III SMU. Meski begitu, mereka tetap mendukung sang ayah. "Tiap malam saya berdoa supaya Tommy tertangkap dan bapak jadi tenang," kata Ajeng, putri bungsunya yang baru kelas III SMP. Tentu saja, selain "celoteh kanan-kiri" yang harus diterima, ada pula yang menunjukan rasa simpati dengan mengirim bunga atau parsel.


Yang pasti, selama menangani kasus Tommy kesibukannya menjadi sangat meningkat. Sampai-sampai waktunya untuk keluarga nyaris tak ada. Pulang ke rumah kadang-kadang sudah sangat larut malam, bahkan dini hari, lalu berangkat lagi sekitar pukul enam pagi. Untungnya, isteri dan anak-anaknya bisa memahami hal tersebut. Walaupun demikian, Antasari merasa sedih juga telah "menerlantarkan" keluarganya, juga mengorbankan kegemarannya bermain tenis. Tidak jarang, ketika sedang berjalan bersama dua anaknya, ia mendapat telepon yang membuatnya harus meninggalkan acara keluarganya itu. "Biasanya anak-anak saya suruh pulang naik taksi saja," kisahnya.


Lahir di Pangkal Pinang, Bangka, 47 tahun lalu. Ia menamatkan sekolah dasar di Belitung. Sementara SMP dan SMA ditamatkannya di Jakarta. Selanjutnya, ia masuk Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, Jurusan Tata Negara. Di kampus itu, Antasari dikenal sebagai salah seorang yang aktif di organisasi. Ia sempat menjadi Ketua Senat Mahasiswa dan Kedua Badan Perwakilan Mahasiswa. "Saya kan bekas demonstran tahun 78," akunya bangga.


Lulus kuliah, ia kembali ke Jakarta. Awalnya, Antasari bercita-cita menjadi diplomat. Tetapi rupanya, perjalanan hidupnya berkata lain: ia diterima menjadi jaksa. Awal karirnya sebagai penegak hukum itu ia jalani saat menjadi jaksa fungsional di Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat (1985-1989). Pelan-pelan karirnya meningkat. Setelah bertugas di sejumlah daerah -- di Tanjung Pinang, Lampung, Jakarta Barat, dan Baturaja -- ia ditarik ke Kejaksaan Agung menjadi Kasubdit Upaya Hukum Pidana Khusus. Namanya pun mulai berkibar. Dari sana, ia dipindahkan menjadi Kepala Subdit Penyidikan Pidana Khusus. Terakhir, sebelum dipercayakan menjadi Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, Antasari menjabat Kepala Bidang Hubungan Masyarakat di lembaga yang kini dipimpin Marzuki Darusman itu.


Untuk mendukung tugas-tugasnya itu, ia tidak pernah berhenti belajar. Antasari tidak hanya membaca --dan mengoleksi berbagai buku, terutama buku-buku berbau hukum-- tetapi juga mengikuti kuliah formal untuk menambah ilmunya. Kini ia sedang mengambil gelar master bidang bussiness law di IBLAM, lembaga yang dikelola oleh mantan Hakim Agung Bismar Siregar. Semangat untuk menambah wawasan itu bisa terbaca begitu memasuki ruang kerjanya: deretan buku memenuhi lemari di sana.


Tidak jelas, apakah di sana juga ada buku-buku yang berisi soal bagaimana mempercepat tertangkapnya seorang terpidana yang sedang buron?
12:01 AM | 0 comments | Read More